Pendidikan

Siswa SDN Kalibaru 6 Hanya Belajar 1 Jam

Cilodong | Jurnal Depok
Nasib 250 siswa SDN Kalibaru 6 yang berada di Kecamatan Cilodong semakin tidak menentu. Hal ini dikarenakan hingga dengan hari ini proses pembangunan SDN tersebut belum juga dilakukan oleh Pemkot Depok.

Supriyati guru SDN Kalibaru 6 yang sudah 12 tahun mengajar bahwa banyak kendala dalam mengajar di SMPN 06 yang membuat orang tua maupun anak resah.

“Yang pertama masalah jam belajar yang tidak efektif. Siswa kami hanya belajar satu jam sampai satu setengah jam. Kemudian apabila ada hujan dan petir pasti mati lampu kalau sudah begitu kegiatan belajar mengajar otomatis berhenti karena gelap,” ungkapnya.

Dia menuturkan banyak pula keluhan dari orang tua yang bertanya kapan sekolah diperbaiki sehingga anak-anak dapat belajar seperti sediakala.

“Kami mau jawab apa, karena pihak Pemerintah atau pun Dinas Pendidikan tidak pernah hadir dan melihat kondisi yang ada. Saya hanya dengar katanya mau dibangun bulan April bulan Agustus bulan Desember semua katanya,” terangnya.

Para orang tua dan guru juga sepakat dan berharap kepada Pemerintah Kota Depok untuk segera membangun sekolah. Menurutnya dengan dibangunnya kembali sekolah tersebut maka siswa belajar dengan nyaman.

“Lebih enak di rumah sendiri dibandingkan orang lain. Se sibuk-sibuknya mereka yang duduk di Dewan cobalah lihat dan kunjungi kami. Kasihan anak-anak yang tidak mampu karena rumahnya jauh karena ada orang tua mengeluh tidak punya biaya. Belum  lagi banyak siswa yang keluar karena orang tua merasa anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan secara maksimal,” katanya.

Tidak adanya dana darurat untuk pembangunan SDN Kalibaru 6 membuat Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna mengatakan bahwa proses pembangunan sekolah tersangkut masalah dana yang tidak sedikit untuk itu dirinya sedang menyiapkan melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT)

“Kami sedang anggarkan di ABT sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” jelasnya.

Menurutnya pihaknya tidak mau terburu-buru dalam melakukan proses pembangunan, karena dirinya tidak mau pembangunan tersebut dilakukan secara tambal sulam.

“Saya ingin pembangunan berkualitas untuk itu saya tidak ingin tambal sulam nanti roboh lagi. Untuk itu perlu dikaji dan dan dianalisa mendalam kemudian kekuatannya diukur dan sebagainya. Itu memerlukan dana yang tidak sedikit,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kota Depok Bambang Bastari mengatakan perlu penanganan cepat dalam proses pembangunan SDN Kalibaru 6 karena ini menyangkut nasib 250 yang saat ini menumpang di SMPN 06.

“Ini sudah berlangsung tujuh bulan jadi tidak ada alasan bahwa Pemkot Depok tidak mempunyai anggara. Ini keadaanya sudah darurat dan harusnya menjadi skala prioritas.  KPMP Kota Depok juga telah berkirim surat ke Walikota Depok, DPRD dan UPT Pendidikan Kecamatan Cimanggis namun hingga sekarang belum ada balasan dari mereka semua,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan informasi dari guru SDN Kalibaru 6 terkait penerimaan siswa didik di SDN tersebut yang menurun secara drastis hingga mencapai 70 persen.

“Wajar saja kalau penerimaan siswa didik baru menurun, karena orang tua berpikirnya sekolah yang tidak jelas nasib nya kapan akan dibangun. Belum lagi m jam belajar yang tidak efektif. Hanya sekitar 2 jam sekali saja belajarnya, karena siswa SMP pulang pukul 14.30 WIB, kemudian siswa SD masuk dan pulang pukul 17.00 WIB ” paparnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button