Fenomenapenipuandengan modus penggandaanuangmakinmarak di masyarakat.Ironisnya di era modern sepertisaatinijustrukorbannyatakpernahhabis.MenteriSosial,KhofifahIndarParawansa pun mengakuherandenganfenomenatersebut.
“Sayaherankasusituterusadadantidakadahabisnya.Korbannya pun terusbermunculan,” ungkapKhofifah.
Iamenambahkan, yang lebihmengherankanlagiadalahfenomena yang menawarkankekayaansecarainstantanpakerjakerasitujustrulebihbanyakmenarikkorbandariwargakelasmenengahbahkanatas.
“Yang tergodajustrumasyarakatmenengahbahkankelasatas.Inifenomenabaru.Sebenarnyamerekaitubukankekurangan,” tandasnya.
Iamenambahkanjusterumasyarakatmenengahbawahlebihberpikirrasional. “Sayakanorangnyasukajalan, sayatemuiwarga Program KeluargaHarapan.Merekamemangsangatbutuhuanguntukkeperluansehari-hari, tapisaatsayagodatawarkansoalpenggandaanuang, merekabilangtidakmau.Merekatahukalau yang cetakuangitupemerintah, Bank Indonesia,” ungkapnya.
Mengenaimaraknyafenomenatersebut, Khofifahmenjelaskanbahwahal yang harusdibangun di tengahmasyarakatadalah proses rasionalitas. “Yang dijanjikansangatmenggiurkan.Tanpakerjakeras, cukupbayarmahar, uangakanberlipat. Inikantidakrasional. Harusadarevolusi mental dankarakter,” katanya.
Sebelumnyakasuspenggandaanuangpernahterjadi di Depok.PolrestaDepokbelum lama inimengamankanseorangiburumahtanggaberinisial SS (48).SS melalukanpenipuandenganmenjanjikankorbandapatmelipatkgandakanuanghinggamiliaran rupiah.Uangkorbanditaruh di dalam ember, namunsetelahdibongkarternyataisinyabukanuangmelainkanpakaianbekas.