HeadlineKesehatan

Didominasi Kaum Remaja Jumlah Perokok Makin Meningkat, Siapa Yang Salah?

Beji | jurnaldepok.id
Laporan Kementerian Kesehatan RI pada konferensi pers Hari Tanpa Tembakau (HTT) Sedunia 2023, jumlah perokok di Indonesia meningkat pada periode 2013 hingga 2019, terutama pada usia anak dan remaja yaitu lebih dari dua persen.

Data lain dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa Jawa Barat berada diurutan ke-12, sebagai salah satu provinsi dengan persentase tertinggi perokok berusia di atas/sama dengan 15 tahun, yakni sebesar 32,07 persen.

Sedangkan menurut data BPS Depok tahun 2023, persentase perokok berusia di atas 15 tahun adalah 15,70 persen pada 2022.

Atas dasar kepedulian pada masalah tersebut, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) menginisiasi kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) tentang Program Keren Tanpa Rokok (KTR) FIK UI yang diselenggarakan di SMPN 1 Depok.

“Program pengmas ini bertujuan meningkatkan status kesehatan dan produktivitas anak usia remaja dengan membentuk komitmen diri remaja dalam menolak perilaku merokok,” ujar Ketua Tim Pengmas FIK UI, Nur Agustini.

Ia menambahkan, isu tersebut menjadi penting untuk dibahas mengingat besarnya dampak negatif dari rokok terhadap kesehatan. Kegiatan pengmas ini diikuti oleh 33 orang siswa kelas 8 dan 11 orang utusan guru kelas.

“Program KTR merupakan kegiatan pemberian edukasi tentang bahaya rokok yang dikemas dalam beberapa sesi kegiatan yang menarik dan inovatif untuk anak remaja. Edukasi dimulai dengan express feeling peserta dalam menyikapi perokok yang ada di sekeliling remaja, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun lingkungan umum lainnya,” katanya.

Di lokasi sama dari Departemen Keperawatan Anak FIK UI, Nani Nurhaeni menambahkan, jika ingin berhenti merokok, niatkanlah berhenti secara total jangan bertahap.

Kemudian berikan sugesti positif bahwa rokok bukanlah simbol kejantanan atapun gaul, ingatlah selalu bahaya merokok dan sibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.

“Jika dirasa “pahit”, ganti rokok dengan permen dan rajinlah mengkonsumsi minuman vitamin C. Yang terpenting, lewati masa-masa berat tanpa rokok dengan sabar,” pungkasnya. n Aji Hendo

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button