Oleh: KH Syamsul Yakin
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar
Parung Bingung Kota Depok
Wahab bin Munabbih mengungkapkan bahwa ada tiga tanda orang dengki. Hal itu seperti ditulis oleh Abu Nuaim dalam karyanya Hilyatul Aulia wa Thabaqathul Ashfiya (Perhiasan Para Wali dan Tingkatan Orang-Orang Suci). Sekadar informasi, Wahab bin Munabbih adalah ahli sejarah dan pemuka kalangan tabiin yang wafat pada 738 Masehi di Yaman. Sedangkan Abu Nuaim adalah ulama kelahiran Iran bermazhab Syafii yang wafat pada 1038 Masehi.
Tanda orang dengki pertama adalah saat berada dihadapan orang yang dihasadi (orang yang kepadanya ia dengki), ia malah memujinya. Tujuannya untuk menutupi sifat dengki itu. Karena memang siapapun akan bergembira apabila dipuja. Dalam hal ini, al-Ghazali dalam magnum-opusnya, yakni Ihya Ulumuddin, mengingatkan bahwa di dalam pujian ada kemungkinan dibalut dengan pura-pura dan dusta.
Lebih tegas lagi, Nabi mewanti-wanti, “Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan” (HR Bukhari). Jelas pujian seseorang akan dapat memotong diri dan sangat membahayakan orang yang dipuji. Sebab orang yang dipuji bisa khilaf, merasa besar, dan tinggi bahkan terbang di angkasa.
Memuji penguasa tak ubahnya mencari muka dan menjilat. Sedang memuji orang yang dihasadi, tak lain agar dia terjungkal. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa pujian orang hasad (dengki) kepada orang yang dihasadi adalah bencana lidah.
Tanda orang dengki yang kedua adalah saat orang yang dihasadi tidak ada di hadapannya, ia berbuat ghibah.
Secara retoris, Nabi pernah berseloroh tentang ghibah kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Nabi bersabda, “Yaitu kamu menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada Nabi, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Lalu Nabi menjawab, “Apabila cerita yang kamu katakan itu sesuai dengan kenyataan berarti kamu telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya berarti kamu telah berdusta atas namanya” (HR. Muslim).
Tanda orang dengki yang ketiga adalah pada saat musibah menimpa orang yang dihasadi, ia merasa gembira. Tentang hal ini, Nabi menasihati, “Janganlah kamu menampakkan kegembiraan karena musibah yang menimpa saudaramu. Karena jika demikian, Allah akan merahmatinya dan malah memberimu musibah” (HR. Turmudzi). Artinya orang dengki akan mendapat musibah. Sementara orang yang dihasadi malah akan mendapat rahmah (kasih sayang Allah).
Dalam al-Qur’an ada ayat yang maknanya serupa dengan sabda Nabi, yakni, “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat” (QS. al-Nur/24: 19). Menurut Imam Nawawi dalam Riyadush Shalihin, ayat ini mengandung larang menampakkan kegembiraan ketika seorang muslim dirundung musibah.
Demikian tiga tanda orang dengki yang harus dicoba terus untuk diingat dan dihindari.