Laporan: Rahmat Tarmuji
Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Arif Zamhari mengutuk keras aksi pengeboman Masjid Al-Raudhahdi Semenanjung Sinai Utara.
Menurutnya, serangan tersebut sebagai prilaku biadab dan tidak berprikemanusiaan. Ia menilai, cara-cara itu bukan bagian dari ajaran agama manapun.
“Semua agama tidak membenarkan membunuh orang tak berdosa dengan alasan apapun. Ini adalah prilaku biadab dan tidak berprikemanusiaan,”ujarnya.
Menurutnya, berkaca dari kasus kekerasan yang menelan korban tidak berdosa tersebut dirinya mengajak semua tokoh agama, perlu memberikan pengajaran yang benar tentang ajaran agamanya masing-masing secara benar kepada umatnya. Sehingga, kata dia, cara-cara kekerasan ini tidak menjadi sebuah keyakinan dalam beragama.
“Kami mengajak kepada seluruh tokoh agama, untuk memberikan pemahaman agama yang benar pada umatnya sesuai agamanya masing-masing. Sebab, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan,”tandasnya.
Direktur Kulliyatul Qur’an II Al-Hikam Depok ini mengungkapkan, bahwa dalam perspektif Islam dicontohkan, beragama secara berlebihan dilarang oleh Nabi. Pasalnya, berlebih-lebihan dalam beragama menjadi pangkal kehancuran sebuah kaum terdahulu.
“Jadi, berlebih-lebihan dalam beragama juga dilarang oleh Nabi. Kalau berbicara Islam, tentunya Islam yang moderat, tasamuh, atau Islam Rahmatan Lil Alamin (Islam yang membawa keselamatan bagi seluruh alam semesta-red),”paparnya.
Seperti diketahui pengeboman masjid tersebut telah menewaskan kurang lebih 184 orang. Hal itu diawali dengan ledakan bom, yang kemudian dilanjutkan dengan tembakan beruntun ke arah jamaah yang masih hidup dan berlari menyelamatkan diri.
Sebelumnya, serangan di Sinai sebagian besar menargetkan petugas keamanan dan kelompok minoritas Kristen Koptik Mesir. Namun, teror bom juga menyerang Masjid Bir Al-Abed yang menjadi sasaran empuk karena di luar propinsi tersebut. n