Suduktan Budaya Betawi, Anggota DPRD Dibully

957

Margonda | jurnaldepok.id
Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PDI Perjuangan, Sahat Farida Berlian dibully oleh beberapa seniman dan pegiat Medsos lantaran dirinya diduga menyudutkan budaya Betawi.

Hal itu bermula ketika Sahat menulis status di media sosial terkait dengan rencana Munas Repdem yang ditulisnya pada, Jumat (7/7) malam.

Dalam status tersebut Sahat menuliskan “Tentang Munas Repdem. Sejauh ini belum ada informasi resmi dari panitia/DPN kepada DPD untuk diteruskan ke DPC. Terutama wilayah Jawa Barat,sebaiknya tidak ada sikap/pernyataan apapun selama belum diinstruksikan oleh DPD. Kita belajar dalam organisasi, bukan rombongan lenong” tulisnya di media sosial.

Rupanya, tulisan ‘Bukan Rombongan Lenong’ menuai reaksi keras dari pelaku kesenian di Kota Depok. Mereka menilai, kata tersebut tidak pantas dilontarkan oleh seorang anggota dewan terlebih saat ini yang bersangkutan duduk di Komisi D yang salah satunya membidangi kesenian.

“Tulisan itu yang dikomplain oleh seniman Betawi karena merendahkan kesenian Lenong,” ujar Tora Kundera, Ketua Jaringan Kerja Jaringan Rakyat (Jaker) Kota Depok, Minggu (9/7).

Atas kasus tersebut, Tora dan kawan-kawan mendesak dan meminta agar memecat yang bersangkutan dari kursi empuk DPRD Kota Depok.

“Kami minta pecat dan PAW oknum DPRD Depok yang sudah melecehkan kesenian Betawi berupa Lenong,” tegasnya.

Ketika dikonfirmasi, Sahat mengaku minta maaf jika status yang dibuatnya tersebut diterjemahkan sebagai penghinaan.

“Saya tidak ada maksud menghina, status yang saya buat tentang Munas Repdem dan persoalan admistrasi Munas segala macam. Ini yang dipelintir soal rombongan Lenong nya, ya kalau rombongan lenong yang akan pentas kan memang tidak perlu plot. Kalau bicara Munas Repdem ya plot nya harus jelas dan tidak boleh berimpropisasi, semua harus berdasarkan aturan, kalau lakon Lenong kan banyak impropisasi dalam pementasannya, kalau munas nggak boleh ada impropisasi,” tanggapnya.

Dirinya juga tidak memahmi jika dirinya dituduh menghina Lenong, dikarenakan status yang dibuatnya tentang Munas Repdem. Sahat juga enggan mengomentari terkait desakan mundur dari anggota dewan.

“Yang saya sayangkan nggak ada orang yang nanya ke saya, maksudnya apa nih?. Kan enak kalau ada yang nanya, itu kan nggak ada, langsung mereka menuduh saya merendahkan dan menghina Lenong,” ungkapnya.

Permintaan maaf Sahat juga telah dituliskan dalam sebuah tumblr dirangkai dengan pengertian dan sejarah Lenong. n Rahmat Tarmuji

1 KOMENTAR

  1. seorang anggota dewan seharusnya mampu menjaga etika berbahasa, ga asal bicara, semoga fraksinya segera mengambil tindakan…

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here