HeadlinePilkada

Didukung 11 Partai Politik, Pasangan Supian-Chandra Sudah Unggul 70 Persen

Cilodong | jurnaldepok.id
Perhelatan Pilkada di Kota Depok pada, 27 November mendatang dapat dipastikan hanya diikuti oleh dua pasang calon wali-wakil wali kota Depok, yakni H. Supian Suri-Chandra Rahmansyah yang diusung oleh 11 partai politik diantaranya Gerindra, PDIP, PKB, Demokrat, PPP, PAN, NasDem, Partai Buruh, Gelora, Perindro dan Partai Ummat.

Sementara kompetitornya yakni Imam Budi Hartono-Ririn Farabi hanya diusung oleh dua parpol yakni PKS dan Golkar.

Menyikapi itu, Ketua Basis 24, Kasno mengatakan, dari fakta politik tersebut, bila mengukur kemenangan Supian-Chandra ada tiga hal.

Pertama adalah kemenangan pada koalisi. Dengan mengantongi tujuh partai sebagai mesin politik, bisa dikalkulasi bila satu partai bergerak KSB (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) adalah elemen mesin politik, maka sudah ada 21 elemen penggerak. Belum lagi tujuh partai untuk 11 kecamatan dengan kalkulasi KSB perkecamatan berarti kali tujuh partai, 264 mesin partai penggerak. Lalu dipecah lagi di setiap kelurahan, tentu kalkulasinya kian bertambah,” katanya.

Tak hanya itu, dari jumlah mesin politik di koalisi, Supian-Chandra sudah mengantongi kemenangan mesin penggerak partai. Beda dengan lawan politik Supian-Chandra yang hanya koalisi dua partai, dengan asumsi yang sama satu partai KSB (3 orang), maka jumlah mesin politiknya hanya enam.

“Sementara Supian-Chandra ada 21. Itu berarti dari kepala penggerak sebagai mesin politik saja sudah unggul 70 persen, belum lagi ditambah partai non parlemen,” ujarnya.

Kedua, lanjutnya, adalah kemenangan tabulasi, dimana tabulasi adalah mesin politik penampung di setiap partai koalisi.

“Bila satu partai menggerakkan minimal 10 penggerak untuk mengisi tabulasi, dengan jumlah tujuh partai koalisi, maka sudah ada 70 pemilih dari gerakan tabulasi suara di setiap partai. Sementara lawan politik yang cuma dua partai dengan asumsi yang sama mengisi 10 orang setiap partai, berarti cuma 20 suara yang dikumpulkan di tabulasi,” katanya.

Lagi-lagi, kata dia, jumlah suara pendukung Supian-Chandra sudah 70 persen. Bila bicara jumlah, dalam kontestasi suara terbanyaklah yang menang.

Sementara kemenangan ketiga adalah efek nasional tidak bisa dipungkiri. Sudah 20 tahun PKS berkuasa di Kota Depok, hal itu menandakan keunggulan dan kemenangan PKS. Karena PKS dianggap partai idealis, agamis dan partai idiologi. Meskipun orang bukan sebagai anggota atau pengurus PKS, karena satu idiologi, akhirnya mendukung PKS.

Namun, pasca pemilu 2024 kemarin, PKS masuk dan mendukung figur dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang selama ini menjadi lawan politik PKS, maka seketika banyak struktur (pengurus) dan partisipan PKS disinyalir berhamburan menunjukkan rasa kecewa dan marahnya.

“Karena selama ini PKS yang berada di jalur oposisi, disinyalir sudah bersikap oportunis. Kekecewaan pendukung yang sebelumnya merasa seidiologi dengan PKS, secara seksama merasa kecewa dan mencabut dukungannya. Efek nasional ini juga tentu berimbas kepada Kota Depok, dimana pendukung dan partisipan PKS yang kecewa bisa dipastikan meninggalkan PKS,” jelasnya.

Disinilah, kata dia, lagi-lagi Supian-Chandra akan mendapatkan air bah dukungan dari rasa kecewa partisipan PKS yang merasa dikhianati.

“Secara sosial politik mereka akan melakukan ‘pembalasan politik’ dengan tidak mendukung calon yang diusung PKS dalam pilkada Depok, sekaligus menunjukan perlawanannya dengan mendukung calon lawan politik PKS,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, efek domino politik nasional ini sangat menguntungkan pasangan Supian-Chandra dalam mengukur kemenagan di ranah kontestan. n Aji Hendro

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button