Musim Hujan Ekstrem, Puluhan Warga Limo Terserang DBD

50
dr. Toni Hermawan

Limo | jurnaldepok.id
Musim Hujan Ekstrem yang terjadi dalam sejak awal tahun 2024 ditengarai menjadi penyebab maraknya kasus DBD di sejumlah wilayah Kota Depok termasuk diwilayah Kecamatan Limo.

Salah satu petugas surveilans Puskesmas Limo, Dea Sylvia mengatakan terhitung sejak Januari hingga awal Maret 2024 pihaknya mencatat sedikitnya ada 70 warga Kecamatan Limo yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) namun lanjut dia sebagian besar para penderita DBD sudah mendapat penanganan secara tuntas dan telah dinyatakan sembuh.

“Berdasarkan hasil dari pelaporan dari Rumah Sakit dan para Kader dalam tiga bulan terakhir di empat Kelurahan kami mencatat ada 70 warga yang terkena penyakit DBD, jumlah ini termasuk tinggi dibanding dalam kondisi cuaca normal,” ujar Dea kepada Jurnal Depok, kemarin.

Sementara salah satu petugas penyuluh kesehatan Puskesmas Limo, Fadila Rahmadita mengatakan telah menggiatkan sosialisasi cara mengantisipasi dan menanggulangi penyakit DBD dalam berbagai kegiatan penyuluhan di Kelurahan.

“Untuk masalah wabah DBD, kami sudah melakukan survey ke seluruh wilayah Kelurahan di Kecamatan Limo, secara kuantitas jumlah penderita DBD pada tiga bulan pertama tahun 2024 memang terbilang cukup tinggi, mungkin faktor tingginya curah hujan menjadi pemicu meningkatnya jentik nyamuk DBD tapi meski demikian, peningkatan jumlah penderita DBD tidak terkonsentrasi di satu wilayah Kelurahan melainkan hampir merata di empat Kelurahan se Kecamatan Limo,”imbuhnya.

Pernyataan senada disampaikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Limo, dr. Toni Hermawan.

Dia mengimbau kepada seluruh warga di 4 wilayah Kelurahan lingkup Kecamatan Limo untuk mengantisipasi munculnya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yakni penyakit menular yang disebabkan oleh virus nyamuk Aedes aegypti yang kerap marak pada kondisi cuaca pancaroba termasuk pada saat musim hujan seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Dikatakannya, untuk meminimalisir munculnya wabah DBD sangat membutuhkan peran serta masyarakat terutama dalam kaitan antisipasi tumbuh kembang jentik nyamuk Aedes aegypti dengan meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah atau tempat aktivitas.

“Kami mengimbau kepada seluruh warga diwilayah Kecamatan Limo untuk meningkatkan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai salah satu tindakan antisipatif guna menekan munculnya jentik nyamuk DBD, selain itu tentu harus konsisten menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” ujar Toni Hermawan kepada Jurnal Depok, diruang kerjanya kemarin.

Dia juga memastikan pihak telah dan akan terus konsen dalam melaksanakan penanganan dan penanggulangan terhadap munculnya wabah DBD diwilayah Kecamatan Limo.

“Kami selalu sigap menindaklanjuti laporan dari Kader atau aparatur Kelurahan terkait adanya DBD di suatu lingkungan dengan terlebih dahulu melakukan tindakan Epidemiologi dan jika ditemukan jentik maka kami langsung melakukan fogging,” tutup Toni. n Asti Ediawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here