Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Jajaran pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Parung Bingung, Pancoran Mas, menegaskan pihaknya siap untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada, Senin (4/10).
“Berbagai persiapan sudah kami lakukan terutama yang berkaitan dengan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, thermo gun, masker hingga pengaturan tempat duduk siswa. Dimana satu meja nantinya akan diisi oleh satu siswa,” ujar Rihadi BS, Kepala Seksi Bidang Kependidikan YKS kepada Jurnal Depok, Kamis (30/9).
Ia menambahkan, pihaknya juga telah berkomitmen untuk menerapkan prokes secara ketat setiap harinya.
“Pihak Dinkes melalui Puskesmas RJB juga telah meninjau kesiapan kami. Kami akan melakukan penyemprotan cairan disinfektan minimal seminggu sekali dan fogging,” paparnya.
Terkait metode pembelajaran, sambungnya, pihaknya sudah mengatur durasi pembelajaran siswa mulai hari Senin hingga Jumat.
“Saat ini siswa SMP ada 10 rombel atau sebanyak 412 siswa. SMK ada 15 rombel atau sebanyak 417 siswa dan MI ada 12 rombel. Semua rombel kami bagi dua sesi dari masing-masing jenjang. Misalnya untuk SMP ada 10 rombel, maka pada sesi pertama pembelajaran kami hadirkan lima rombel, sisa lima rombel lagi di sesi kedua,” jelasnya.
Namun khusus SMK, kata dia, kegiatan PTM Terbatas dilakukan selama enam hari selama satu minggu. Dimana, tiga hari dilakukan PTM Terbatas, sementara tiga hari sisanya belajar daring.
Sementara itu Wakil Kepala Sekolah MI Sirojul Athfal YKS, Abdul Gofur mengungkapkan, pihaknya terpaksa mengurangi jam pelajaran bagi para siswa dikarenakan berkaitan dengan kapasitas ruangan.
“Biasanya kan sekolah dari pukul 07.00-12.00WIB, karena ini PTM Terbatas maka kami bagi dua sesi. Dimana satu sesinya sekitar dua jam. Begitu juga dengan jam pelajaran yang jika normal itu satu mata pelajaran 30 menit, kini menjadi 20 menit. Selain itu kapasitas ruangan juga kami kurangi sebanyak 50%,” tandasnya.
Tak hanya kesiapan prokes untuk siswa, pihak yayasan juga menerapkan prokes ketat bagi para guru agar tidak makan bersama di sekolah.
“Kami telah meminta para guru untuk membawa makanan dan minuman dari rumah, tidak ada makan dan minum bersama di sekolah dalam satu wadah,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji