

Beji | jurnaldepok.id
Seorang pedagang bumbu masak di Pasar Kemiri Muka, Toyib menjadi korban pencurian dengan kekerasan saat perjalanannya ke pasar di RT 03/15, Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji.
Berdasarkan pengakuan korban Toyib, peristiwa perampokan yang dialaminya diketahui sekitar pukul 02.00 WIB, saat baru berangkat ke Pasar Kemiri Muka.
Namun, baru berjalan sekitar 300 meter dari rumahnya di Kampung Stangkle, Kelurahan Kemirimuka, dengan menggunakan motor Honda Kharisma hitam, tiba-tiba dari belakang ada yang memukul menggunakan batu.


“Pelaku menggunakan motor jenis Honda Supra X hitam berboncengan tiga orang dari arah belakang langsung memukul menggunakan batu besar beberapa kali ke kepala. Sampai akhirnya tas selempang ditarik pelaku berhasil diambil, saya baru terjatuh dari motor,” ujarnya, kemarin.
Tas slempang hitam milik korban yang berhasil diambil para pelaku berisi surat-surat kendaraan, jimat dan uang Rp 4,5 juta.
“Selain surat kendaraan, HP, juga ada jimat dari pemberian orang tua berupa sabuk, cincin, dan gelang tangan khusus pemberian dari orang tua buat pelindung diri juga raib diambil pelaku bersama tas,”katanya.
Selain itu uang Rp. 4,5 juta juga ikut diambil pelaku buat membeli bumbu-bumbu untuk dagangan.
Dia menambahkan peristiwa begal baru pertama kali terjadi setelah selama 20 tahun tinggal dan memang rutin melewati jalan pintas menuju pintu masuk Pasar Kemiri Muka.
“Baru pertama kalinya selama 20 tahun saya melewati jalan situ, terus baru hari ini kejadian begal dan korbannya saya sendiri,” paparnya.
Pada saat kejadian Toyib sempat berteriak minta tolong, namun karena kebetulan situasi sedang sepi tidak ada yang menolongnya.
“Biasa juga jalan di sekitar kejadian ramai, baru ini saja sepi selain itu gelap juga jadi tidak terlihat jelas ciri-ciri pelaku,”tuturnya.
Meski sudah mengiklaskan uang Rp 4,5 juta yang diambil pelaku, Toyib mengkhawatirkan jimat dari pemberian orang tua nya itu takut disalah gunakan pelaku.
“Dalam tas slempang yang diambil pelaku berisi jimat pelindung dan terhindar dari musibah dari orang tua. Takut disalahgunakan saja jika pelaku menggunakannya buat hal tidak diinginkan,”tuturnya.
Toyib berusaha meminta bantuan dari guru spritualnya ilmu kebatinan meminta agar jimatnya tersebut dapat kembali.
“Biasa jika jalan jauh jimat digunakan sebagai pelindung diri saja. Ini karena hanya mau ke pasar dan jaraknya deket jadi tidak digunakan, untung nyawa saya berhasil selamat dari pukulan batu pelaku sebanyak empat kali tidak membuat saya pingsan,” pungkasnya. n Aji Hendro

