Cinere | jurnaldepok.id
Keberadaan lebih dari 30 lapak pedagang kaki lima (PKL) diareal parkiran ruko Blok A, RW 06 Kelurahan / Kecamatan Cinere, terancam tergusur seiring rencana pembangunan trotoar disisi area parkiran yang akan diperuntukan bagi para pejalan kaki.
Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Kelurahan Cinere, Kecamatan Cinere, Ahmad Jayadi saat ditanya rencana penataan kawasan parkiran Blok A Cinere yang selama ini menjadi sorotan sejumlah kalangan lantaran memicu kesemrawutan dan membuat kumuh areal puintu gerbang masuk Kota Depok.
“Tahun ini disisi areal parkiran depan ruko Blok A itu akan dibangun trotoar yang akan difungsikan untuk para para pejalan kaki, mungkin selain itu akan ada penataan areal disana sebab pagu anggaran penataan kawasan depan ruko cukup besar mencapai lebih dari Rp 2,5 miliar,” ungkap Jayadi.
Diakuinya, keberadaan puluhan lapak pedagang kaki lima (PKL) diareal parkiran ruko Blok A RW 06, Cinere ditengarai menjadi penyebab utama kesemrawutan dan menimbulkan kesan kumuh, untuk itu dirinya berharap ada solusi terbaik dalam upaya pembenahan kawasan depan Cinere Mal yang menjadi salah satu pusat keramaian diwilayah Cinere.
“Sebelumnya Satpol PPP sudah dua kali melakukan penertiban lapak PKL diareal parkiran Blok A itu, tapi karena penertiban tidak ditindak lanjuti dengan pembenahan areal itu secara komprehenshif maka setelah penertiban muncul lagi lapak PKL ditempat yang sama, kami berharap setelah dibangun trotoar kawasan itu akan bebas lapak PKL,” papar Ahmad Jayadi.
Harapan senada disampaikan oleh Lurah Cinere, Kecamatan Cinere, Pupung Purwawijaya.
Dikatakan Pupung, selama ini pihaknya terus mengingatkan kepada pihak paguyuban PKL yang notabene bertanggung jawab dengan urusan ketertiban untuk menjaga kebersihan kawasan itu sehingga tidak memicu kesemrawutan.
“Kami terus memantau prihal kebersihan dilokasi itu, kalau soal keberadaan lapak pedagang itu, nanti menjadi kewenangan pihak lain, tapi intinya kami berharap nanti jika ada kegiatan penataan areal itu, tidak ada lagi space buat para pedagang sehingga kawasan itu menjadi lebih tertib dan tidak semrawut lagi,” pungkasnya. n Asti Ediawan