Lahan SMAN 9 Raib 800 Meter

162

Meski sudah lebih dari lima tahun polemik lahan SMAN 9 mencuat kepermukaan, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut penyelesaian terkait raibnya 800 meter lahan sekolah yang telah terbangun rumah kontrakan dan rumah tinggal milik salah satu warga.

Permasalahan lahan SMAN 9 mulai mencuat saat akan dimulainya pembangunan gedung sekolah tersebut pada 2011 silam. Pasalnya, pada surat serah terima lahan fasos fasum dari PT Mengapolitan Development kepada  Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tercatat total luas lahan mencapai 5.400 meter persegi, namun setelah dilakukan pengukuran ternyata lahan kosong hanya ada 4.600 meter persegi, sementara sisanya seluas 800 meter telah terbangun dua unit rumah tinggal dan belasan pintu rumah kontrakan.

Menanggapi hal itu tokoh muda Kecamatan Cinere, Juhri mengaku prihatin dengan lambannya penyelesaian permasalahan tersebut. Dirinya  berharap pada pemerintahan Idris-Pradi polemik lahan sekolah itu dapat segera diselesaikan.

“Sebenarnya tidak terlalu sulit jika ada keseriusan dari pemkot dalam hal ini bagian asset untuk menyelesaikan masalah ini, namun sayangnya sampai hari ini polemik lahan itu belum juga terselesaikan dan ini sangat memprihatinkan,” ujar Juhri kepada Jurnal Depok, Rabu (11/1).

Saat dikonfirmasi prihal itu, Kepala SMAN 9, Supiyana mengatakan belum mendapat kabar soal penyelesaian polemik tersebut.

“Saya belum mendengar rencana tindak lanjut penyelesaian lahan itu, disisi lain bangunan rumah dan kontrakan diatas lahan sekolah itu masih kokoh berdiri,” ungkapnya.

Pada masa pemerintahan Nur Mahmudi Ismail, polemik lahan sekolah di Jalan Jawa RW 13 Kelurahan Cinere, sempat menjadi perhatian khusus pemkot, namun sayang sampai sekarang ini penyelesaian polemik itu tak jua ada hasilnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here