Krimonolog UI Sorot Pembunuhan Mahasiswa

196

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Ferdinand Andi Lolo menilai kasus pembunuhan mahasiswa di Kebon Jeruk yang terjadi kemarin, kemungkinan antara pelaku dengan korban saling kenal. Namun perlu dilihat apakah ada unsur kekerasan di akses masuk rumah kost korban atau tidak.

“Kalau pelaku dengan korban saling kenal maka tidak ada paksaan untuk masuk,” ujarnya kemarin.

Jika polisi tidak menemukan unsur kekerasan pada akses masuk maka yang perlu dilakukan adalah meminta keterangan dari teman-teman dekat korban. Termasuk juga dari penghuni rumah kost disana karena mereka mengetahui kapan pintu kost terbuka dan tertutup.

“Semua perlu diperiksa karena mereka tahu kapan pintu kos dibuka dan ditutup,” ungkapnya.

Soal luka tusuk di leher korban, Ferdinand melihat bahwa bisa saja itu sebagai reaksi pelaku karena mungkin korban melawan. Tujuannya untuk melumpuhkan korban dalam waktu singkat. Dia merasa janggal bila dalam kamar kos ada pisau kecuali itu milik korban.

“Atau kalau memang itu dibawa oleh pelaku ya asumsinya memang untuk melumpuhkan korban,” tandasnya.

Perilaku agresif manusia saat ini juga melanda remaja. Hal itu dipengaruhi banyak faktor salah satunya kurangnya kontrol diri sehingga mereka tidak menguasai emosinya. “Ini perlu dilatih dan harus ada contoh dari masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya seorang perempuan bernama Tri Ari Yani Puspo Arum (22) ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah rumah di Jalan H Asmat Ujung, Kompleks Kebon Jeruk, Senin (9/1).

Berdasarkan informasi, Tri Ari yang beralamat di Sumur Batu RT 12 RW 05, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, merupakan seorang mahasiswi.

Polisi telah membawa jenazahnya ke RS Siloam, Kebon Jeruk. Polisi dan beberapa anjing pelacak masih mendalami tempat kejadian perkara

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here