Margonda | jurnaldepok.id
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memiliki sinyal kuat untuk berkoalisi kembali pada pemilhan umum kepala daerah (Pemilukada) Kota Depok tahun 2020 mendatang. Terlebih, kedua partai tersebut saat ini unggul sementara di Kota Depok dalam perolehan suara pileg 2019.
“Ya (memungkinkan,red) PKS-Gerindra berkoalisi kembali dalam Pilkada nanti, namun untuk calonnya nanti tunggu hasil pemira dan keputusan DPP,” ujar Hafid Nasir, Ketua DPD PKS Kota Depok, Senin (22/4).
Ia menjelaskan, hasil pemira nanti akan disampaikan ke DPP dan nantinya DPP akan menetapkan.
“Apakah nanti yang diajukan pasangan dari internal, atau berkoalisi. Seperti Prabowo-Sandi kan kami usung dari bebagai macam partai politik, tentunya ada kebijakan juga di tingkat pusat. Pada intinya kami mengikuti kebijakan pusat,” paparnya.
Hafid mengungkapkan, pada pilkada 2015 silam partainya hanya meraih enam kursi di DPRD Depok, sementara Gerindra 9 kursi.
“Ternyata dari pusat (DPP,red) disepakati calon walikotanya dari PKS dan wakilnya dari Gerindra. Pemira kami gelar setelah ada penetapan dari KPU Kota Depok,” ungkapnya.
Senada dengan Hafid, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna mengatakan kemungkinan untuk berkoalisi lagi dengan PKS sangat terbuka lebar. Pasalnya, dari beberapa pilkada maupun pilpres, PKS-Gerindra sudah bersma-sama sejak lima tahun terakhir.
“Itu sangat memungkinkan, kami tidak mau berdasarkan public opinion juga, namun kami mengkaji hal itu secara ilmiah dan by data dari berbagai tingkatan mulai dari kepuasan, pertimbangan dan lain-lain,” tandasnya.
Pihaknya juga akan melakukan kajian secara ril di lapangan dan melihat kondisi saat ini.
“Ini adalah sebuah indicator, bukan masyarakat kepada kami atau Gerindra saja, ini bisa menjadi referensi,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji