Pembangunan Rumah Kreatif Anak Istimewa Dipastikan Rampung di 2026

25
Wali Kota Depok, Supian Suri menghadiri Peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun 2025 yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Selasa (02/12/25) di Aula Prof. Dr. Ir Soemantri Brodjonegoro, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam, Universitas Indonesia.

Margonda | jurnaldepok.id
Pembangunan Rumah Kreatif Anak Istimewa (RKAI) di Jalan Margonda Kelurahan Pondokcina Kecamatan Beji ditargetkan selesai di akhir tahun 2026. RKAI berlokasi di lahan bekas gedung SDN Pondok Cina ditargetkan rampung akhir 2026.

“Iya di bekas SDN Pondok Cina 1, Insya Allah di 2026 kita bangun. Targetnya akhir 2026 dong selesai,” Katanya saat menghadiri Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Universitas Indonesia (UI), Selasa (2/12/20250.

Program ini telah sejalan dengan visi Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dalam memberdayakan masyarakat, khususnya bagi Disabilitas

Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar juga disebut mengapresiasi program RKAI di Depok dan siap hadir dalam peresmian gedung baru tersebut

“Jadi tadi sudah saya sampaikan, beliau sangat mengapresiasi dan Insya Allah beliau berkenan nanti RKAI selesai, beliau akan resmikan, beliau akan datang,” ujarnya.

Dia menambahkan ini upaya dan Semangat bahwa pemerintah hadir untuk anak Disabilitas. Saat ini kegiatan RKAI berjalan di Gedung Perpustakaan Depok di Balaikota, Jalan Margonda.

Di Lokasi sama, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengapresiasi inisiatif Pemkot Depok dalam membangun sentra bagi penyandang Disabilitas, seperti Rumah Kreatif Anak Istimewa.

“Saya kira semua Pemerintah Daerah termasuk Depok memiliki komitmen dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. Salah satunya adalah Pemerintah Daerah membangun sentra-sentra, rumah-rumah bagi para Disabilitas,” Katanya.

Menurut Muhaimin, inisiatif “rumah inklusif” Pemkot Depok merupakan contoh nyata upaya pemberdayaan.

“Sangat penting berkolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk Mewujudkan kesetaraan bagi para penyandang Disabilitas,” ujarnya.

Dia menyebutkan, saat ini terdapat lebih dari 15 juta saudara sebangsa yang mengalami Disabilitas, dengan 8,5 juta di antaranya tergolong miskin.

“Saudara-saudara kita, para penyandang Disabilitas adalah Bagian dari hidup kita. Oleh karena itu, sebagai sebuah bangsa yang besar, kita harus menyiapkan sebuah sistem yang terus-menerus memberikan kesempatan, memberikan hak yang sama seperti kita pada umumnya,” ungkapnya.

Dia juga menyoroti peran pemerintah dalam memastikan kesetaraan, salah satunya dengan meningkatkan kebijakan inklusif dan afirnatif. Tujuan dari sistem yang dibangun adalah pemberdayaan penyandang Disabilitas, yaitu memberikan ilmu dan kesempatan seluas-luasnya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri.

“Pemerintah sadar betul bahwa kebijakan inklusif dan afirmatif harus terus ditingkatkan dan masih banyak yang belum sepenuhnya kita jalankan,” pungkasnya. n Aji Hendro

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here