Khutbah Jum’at: Akhnas Bin Syuraiq

384
KH Syamsul Yakin

KH. DR. Syamsul Yakin, MA
Dosen Pasca Sarjana Fidik UIN Jakarta
Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok

Di dalam surat al-Baqarah/2 ayat 204 Allah SWT berfirman, “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu”. Menurut pengarang Tafsir Jalalain orang itu adalah Akhnas bin Syuraiq. Dalam Tafsir Munir, Syaikh Nawawi Banten menyebutnya dengan seorang munafik yang tampak baik padahal jahat.

Perilaku munafikya itu tergambar dalam sambungan ayat ini, “Dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya”. Caranya, menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi, dengan membujuk dan menipu manusia. Cirinya, baik dalam berbicara, bersumpah atas nama Allah SWT, dan piawai dalam berdebat.

Selain itu, menurut Syaikh Nawawi, untuk membuat orang memercayainya Akhnas bin Syuraiq mendatangi Nabi SAW dan menyatakan keislamannya dan mengaku mencintai beliau. Padahal yang sesungguhnya, “Ia adalah penantang yang paling keras”. Menurut Imam Qatadah yang dikutip Syaikh Nawawi, pribadi seperti ini sangat keras dan kerap berbuat durhaka.

Semua itu dilakukan Akhnas saat berada di hadapan Nabi SAW dan kaum muslimin. Namun di luar itu, justru ia menebar kerusakan di seantero bumi. Allah SWT bongkar yang sebenarnya, “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya” (QS. al-Baqarah/2: 205).

Selain melakukan kerusakan secara umum di muka bumi, orang seperti Akhnas juga, “merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan” (QS. al-Baqarah/2: 205). Dan secara sosio-histroris diketahui seperti ditulis oleh pengarang Tafsir Jalalain, Akhnas pernah membakar tanaman dan hewan-hewan milik sahabat Nabi SAW.

Kelakuan orang seperti Akhnas ini, menurut sebagian ahli tafsir seperti yang diungkap oleh Ahmad Mushthafa al-Maraghi tidak hanya merusak tanaman dan hewan ternak, tapi juga wanita dan anak-anak.Karena makna al-Harts bisa dipahami sebagai wanita dan al-Nasl bisa berarti juga anak-anak. Jadi perilaku kerusakan sang munafik seperti Akhnas meluas.

Namun jika ada kaum muslimin yang menganjurkannya untuk berbuat kebaikan, ia marah dan memerah mukanya. Inilah penjelasan Allah SWT, “Dan apabila dikatakan kepadanya, ‘Bertakwalah kepada Allah’, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa” (QS. al-Baqarah/2: 206).

Menurut Syaikh Nawawi sombong adalah refleksi kekafiran, kebodohan, dan nir-nalar terhadap kekuasaan Allah SWT. Sebagai balasan dan azab bagi Akhnas adalah, “Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya” (QS. al-Baqarah/2: 206).***

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here