Caleg Tak Terpilih Rawan Stres

452
dr Diana Papayungan

Margonda | jurnaldepok.id
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok telah merilis sebanyak 689 bakal calon anggota legislatif (BCAD) yang akan bertarung dalam pemilihan legislatif 2019 di Kota Depok. Jumlah tersebut tidaklah sebanding dengan jumlah kursi yang diperebutkan di DPRD Depok yakni sebanyak 50 kursi.

Dengan begitu, bakal ada 639 caleg yang gugur dan berpotensi mengalami stres jika tidak terpilih pada pileg nanti.

Menanggapi hal itu, Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, dr Diana Papayungan mengatakan, bahwa caleg akan menghadapi masalah-masalah. Di situlah, mereka akan menilai sampai sebesar apa masalah tersebut.

“Masing-masing orang tentu berbeda dalam menghadapi masalah, stress itu sesuatu yang tidak nyaman pada diri kita. Contoh, jika tak terpilih akan menjadi stressor bagi dia, yang bisa menyebabkan ketidak seimbangan dan ketidak nyamanan dalam dirinya,” ujarnya kepada Jurnal Depok, kemarin.

Dikatakannya, semua orang ketika mengalami kondisi yang tidak nyaman pada dirinya akan ada perubahan reaksi penyesuaian dalam dirinya. Selain itu, sambungnya, ketika seseorang memiliki harapan namun harapan itu tidak tercapai maka akan ada rasa kecewa.

Dijelaskannya, stressor itu merupakan sesuatu yang membuat tidak nyaman seseorang dan hal itu bisa dialami oleh siapa saja.

“Peluang kecewa pasti banyak, tergantung orangnya. Kesiapan mereka yang perlu disiapkan. Banyak juga orang yang telah siap dengan berbagai macam kemungkinan. Hanya orang itu yang bisa mengantisipasi (stress,red),” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sejak 2009 untuk di wilayah Depok dirinya tidak mendapatkan caleg yang hingga stress berat bahkan sampai depresi.

“Tapi bahwa kemungkinan itu ada, pastilah,” katanya.

Dalam ilmu kedokteran, ada reaksi penyesuaian di mana segala sesuatu hal yang berubah dalam kehidupan bisa memberikan rekasi. Dalam artian, rasa stress tidak dialami saat itu juga atau dalam satu dua hari, namun dapat dirasakan beberapa bulan setelah itu.

“Termasuk caleg yang incumbane tiba-tiba tidak terpilih, pasti akan berubah suasananya, tadinya duduk di dewan sekarang jadi rakyat biasa. Begitupun rakyat biasa yang tidak terpilih ia akan merasakan reaksi penyesuaian itu. Jika copying mekanismenya kuat orang tersebut akan biasa saja, artinya tidak saat itu juga dirasakan namun biasanya sampai enam bulan setelah itu,” ungkapnya.

Salah seorang anggota legislatif DPRD Kota Depok yang tahun ini maju untuk kedua kalinya, Pradana Mulyoyunanda mengatakan, paling utama yang disiapkan untuk maju kembali ialah mental yang kuat.

“Tentu sudah siap lahir batin, bahkan saya berperinsip nomor satu yang harus dipersiapkan itu jiwa kalah terlebih dahulu, baru nomor duanya jiwa menang. Karena kami tahu kebanyakan orang tidak siap kalah,” tanggapnya.

Selain itu, Pradana yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD Depok, akan menghargai dan menghormati apapun hasilnya nanti.

Namun begitu, politisi Partai Demokrat itu mengaku telah memiliki bekal yang kuat baik mental, spiritual dan materi.

“Alhamdulillah, selama ini kami telah merasakan menjadi anggota dewan dan ketua komisi. Berbekal pengalaman di masyarakat dan di dewan, tentu akan kami maksimalkan,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here