
Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sudirman mengungkapkan dalam peraihan piala Adipura setidaknya terdapat 21 komponen penilaian. Sedangkan yang memiliki bobot penilaian yang besar yaitu pengolah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.
“Dari 21 komponen, TPA merupakan bobot yang paling besar, yakni bagaimana cara menimbun sampahnya, pengolahan limbahnya dan lain-lain. Namun, tetap komponen yang lain juga menjadi penilaian, seperti pasar, terminal, jalan, sungai, taman, sekolah, rumah sakit, dan komponen lainnya,” ujarnya seperti dikutip situs resmi Pemkot Depok, kemarin.


Selain itu, lanjutnya, penilaian piala Adipura juga tidak alergi terhadap keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Namun, PKL yang diperbolehkan yaitu rapih dan yang tertata, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dengan keberadaan para PKL.
Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna di tempat yang sama mengatakan program untuk meraih Adipura harus menjadi program semua pihak tanpa terkecuali. Program tersebut juga bukan hanya milik pemerintah ataupun OPD terkait melainkan milik masyarakat atau warga Kota Depok.
“Kami berharapnya warga Kota Depok memiliki tanggungjawab moral untuk memotivasi, menggerakkan, dan mengajak bersama seluruh warga untuk menyukseskan program Depok Bebas Sampah (Zero Waste City),” ungkap Pradi dalam rapat persiapan penilaian Adipura tahun 2016-2017, di Aula lantai 5 Gedung Balaikota Depok.
Ia menjelaskan, Pemkot Depok berupaya sekuat tenaga agar bisa membawa pulang piala kebanggaan bidang kebersihan lingkungan. Berbagai upaya pun telah dilakukan yakni mengadakan sosialisasi larangan untuk membuang sampah di sembarang tempat dan sanksi untuk pelanggarnya.
Menurutnya, dalam konteks Adipura setidaknya ada beberapa hal yang menjadi fokus pembenahan, diantaranya yaitu pengendalian dan pencemaran air yang mencakup konservasi air maupun pengolahan limbah cair, pengendalian pencemaran udara, dan pengolahan tanah.
“Biodiversity atau keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta sosial ekonomi masyarakat menjadi fokus pembenahan yang sedang dilaksanakan,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga berharap kepada seluruh camat, lurah RT, dan RW setempat agar bahu membahu dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder di wilayahnya masing-masing.
“Adipura bukan segalanya melainkan sebagai tahap awal untuk mewujudkan Kota Depok sebagai kota yang bersih, hijau dan nyaman,”
