Laporan: Aji Hendro
Warga di Kampung Stangkle, Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, menggelar rantangan pada kegiatan Lebaran Stangkle.
Ketua Panitia Lebaran Kampung Stangkle, Minan Adi kepada wartawan mengatakan, ide awal kegiatan Lebaran Kampung Stangkle berawal dari kegiatan kumpul-kumpul para RW di sekitaran Kampung Stangkle, Kemiri muka.
“Kita Keluarga besar Kampung Stangkle dan setiap lebaran mereka berkumpul saling bermaafan satu sama lain,” ujarnya.
Tidak hanya berkumpul, mereka juga makan bersama, dimana menu makannya dibawa menggunakan rantang.
“Dari awal itulah, kami mengusulkan lebaran Kampung Stangkle kepada tokoh masyarakat, Karang Taruna agar dilakukan lebaran seperti ini,” katanya.
Dikatakannya, kegiatan ini juga sebagai langkah melestarikan budaya dan menciptakan keakraban warga di Kemiri Muka satu sama lain.
“Ya kita harap kegiatan ini setiap tahunnya bisa dilaksanakan kembali agar kebudayaan bisa di lestarikan yang sudah ada sejak dulu tetap ada,” katanya.
Dikatakannya, makanan ala Betawi yang dibawa dalam rantang tersebut bermacam-macam.
“Biasanya terdiri dari dodol, tape uli, rengginang, hingga rangkambang yang masing-masing punya simbol tersendiri. Dulu tidak pakai rantang, orang-orang Betawi tidak menggunakan rantang seperti yang dikenal sekarang. Mereka menggunakan wadah yang terbuat dari bambu seperti bongsang, tampah, tenong atau besek. Tenong juga untuk dodol, rangkambang, tape uli, pokoknya makanan dan kue-kue yang basah gitu lah. Kalau besek itu biasanya untuk nasi dan lauk pauk. Bongsang itu untuk buah-buahan,” paparnya.
Minan menyatakan, rantang disusun bertingkat seperti yang dikenal sekarang ini.
“Rantang ini juga sama di bagian atas nasi, bawah sayuran, bagian tengah lauk pauk. Kadang di rantang kita bawa kue juga,” katanya.
Sementara itu Ketua Pesat, Budi Setiawan mengatakan, melalui agenda lebaran silaturrahmi akbar warga Kampung Stangkle, bersama LPM dan Karang Taruna serta warga, ingin menghidupkan kembali tradisi silaturahmi dengan bertukar makanan dengan membawa rantang setelah lebaran.
“Tradisinya sejak dulu sudah ada, tapi sekarang kita gairahkan kembali, mengingatkan generasi sekarang,” jelasnya.
Ia menilai Lebaran Orang Depok ini dapat mengingatkan kembali tradisi yang mulai memudar dan memperkenalkan kepada anak-anak agar bisa dilestarikan.
“Tradisi ini perlu dihidupkan kembali, sehingga tidak kehilangan jejak budayanya. Ini merupakan upaya kami untuk melestarikan budaya, Insya Allah tahun depan bisa dilaksanakan lagi,” tukasnya.
Tradisi rantangan merupakan salah satu tradisi masyarakat Betawi khususnya Kota Depok yang biasa dilakukan saat Lebaran.
Masyarakat Depok akan berkeliling ke rumah-rumah keluarga serta kerabat sambil membawa wadah rantang yang diisi dengan aneka makanan yang khusus disiapkan. Tujuannya tak lain adalah mempererat tali silaturahmi di antara keluarga dan kerabat. n