Wali Kota Minta Program Earth Hour Jangan Setahun Sekali Tapi Harus jadi Kebiasaan

2
Wali Kota-Wakil Wali Kota dan Sekda Kota Depok foto bersama saat Earth Hour.

Margonda | jurnaldepok.id
Wali Kota Depok, Mohammad Idris berharap aksi hemat energi dalam selebrasi Earth Hour 2024 tak hanya dilakukan setahun sekali, namun menjadi kebiasaan bagi masyarakat Kota Depok.

“Earth Hour dilaksanakan tiap tahun, kami berharap untuk tidak seremonial saja,” ujar Idris saat acara tersebut.

Maka dari itu, kata dia, Komunitas Earth Hour harus bergerak, agar menjadi suar pembawa harapan positif dan inspirasi untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang untuk terlibat dalam isu lingkungan.

“Makanya media operatornya (Komunitas Earth Hour) itu harus bergerak, saran saya, Earth Hour Depok ini yang berdiri dari anak-anak milenial, anak muda, ini bisa berkolaborasi dengan dinas secara rutin. Sebagian besar lingkungan hidup punya program-program masalah isu-isu lingkungan, di antaranya masalah udara, pencemaran udara dan sebagainya, misalnya alat ukur polusi udara, itu bisa diperbanyak, saya begitu lihat, ini kita tahu (alat pengukur) dari pusat,” jelasnya.

Jadi, kata dia, bukan dari pihaknya agar hasilnya objektif, pihaknya bukan yang punya alat, tetapi alat ini dari Kementerian,” paparnya seperti dilansir dari berita.depok.go.id.

Demi menyukseskan Earth Hour 2024, lanjut Idris, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah membuat surat edaran guna mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 21.00-22.00 WIB.

“Paling tidak kalau memangnya tidak membahayakan, misalnya pabrik-pabrik yang tidak boleh dimatikan lampu ini jangan dimatikan. Tetapi lampu-lampu seperti di luar dan sebagainya ini seharusnya memang dimatikan. Kami sudah menyebarkan surat edaran dan membutuhkan kesadaran dari instansi semuanya untuk sama-sama tidak hanya pemerintah saja, seluruh masyarakat, termasuk rumah-rumah makan seperti itu,” ungkapnya.

Dikatakannya, Earth Hour merupakan event di Sabtu terakhir pada bulan Maret, artinya kegiatan ini sudah bisa dipersiapkan rutin setiap tahun.

“Misalnya ada pekerjaan, kegiatan yang membahayakan kalau lampu dimatikan itu sudah bisa atau harus diantisipasi, misalnya rumah sakit dan sebagainya, itu kan enggak boleh, kalau misalnya tempat ICU lampunya dimatikan itu kan enggak boleh, itu tempat-tempat bahaya,” katanya.

Begitu juga dengan restoran atau tempat-tempat yang bisa dipadamkan sementara.

“Maka ini merupakan kerja sama semua pihak untuk menciptakan udara dan emisi gas di kota dan dunia bisa terkendali,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, arah pembangunan Kota Depok tentunya yang berwawasan lingkungan, seperti kehadiran Alun-Alun dan Taman Hutan Kota di wilayah barat.

“Perencanaannya sudah kami kolaborasikan, makanya sengaja kami taruh di pinggir situ agar situ ini bisa terkelola dengan baik. Fungsi situ itu di antaranya masalah pengendalian air, kalau tidak ada pemantauan akan menjadi rusak, makanya dengan adanya Alun-alun barat akan bisa terkendali,” tukasnya.

Selebrasi Earth Hour 2024 mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Pasalnya, dalam momen tersebut hadir Wali Kota Depok, Mohammad Idris bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok, Elly Farida, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Supian Suri.

Earth Hour 2024 dengan mematikan lampu selama satu jam ini dipusatkan di Depok Open Space yang ada di depan Balai Kota Depok, Sabtu (23/03/24) malam. n Rahmat Tarmuji

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here