Tapos | jurnaldepok.id
Dapur Kebayunan di Kecamatan Tapos setiap harinya menyediakan sekitar 15 ribu menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dapur Kebayunan, Novia Ayu kepada wartawan mengatakan, Dapur Kebayunan merupakan satu mitra mandiri Badan Gizi Nasional (BGN) yang terdiri dari lima dapur dalam satu lokasi.
“Di dapur ini memproduksi 15.000 lebih porsi MBG setiap hari yang didstribusikan ke 39 sekolah dari jenjang PAUD hingga SLTA,” katanya.
Selain itu, sambungnya, MBG juga ditujukan untuk ibu hamil dan menyusui. Ada 39 sekolah penerima manfaat MBG yang mendapat distribusi makanan dari Dapur Kebayunan. Terdiri dari dua PAUD, tiga TK/RA, 20 SD/MI, delapan SMP/MTS dan enam SMA/SMK/MA.
Dapur yang berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter dengan luas bangunan 500 meter tersebut, merupakan dapur MBG yang dibangun dengan konsep terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Dalam konsep hulu -hilir tersebut, Dapur Kebayunan bekerja sama dengan beberapa yayasan untuk membina dan membiayai petani sayur di sekitar dapur dan wilayah-wilayah di Kecamatan Tapos dan Harjamukti. Kemudian sayur yang dihasilkan para petani penggarap lahan kosong tersebut diserap dapur bergizi.
“Jadi sebagian besar sayur yang kami gunakan dari petani binaan, kalau sayurnya tidak mencukupi, kami baru beli dari pedagang kecil di pasar-pasar seputar dapur, ke depan kami juga akan membina para peternak,” katanya.
Untuk seluruh tenaga kerja, sambungnya, berjumlah sekitar 250 orang untuk lima dapur. Terdiri dari chef, helper kitchen, packer, sopir, asisten lapangan yang merupakan wara sekitar.
Mereka dibawah kendali dan pengawasan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang merupakan para sarjana yang ditempatkan BGN di dapur MBG atau Satuan Pengawasan dan Pengendalian Gizi (SPPG).
Sebelum diterima, para karyawan tersebut juga dilakulan tes kesehatan dengan mendatangkan tenaga kesehatan ke lokasi dapur dan diwajibkan untuk mempunyai SKCK dan KTP setempat.
Dikatakannya, masing-masing dapur MBG di Kebayunan pihak BGN menempatkan dua orang SPPI, satu ahli gizi dan satu akuntan.
Reprentasi dari BGN tersebut akan bekerjasama dengan mitra mulai dari menyusun menu sampai pendistribusian ke sekolah -sekolah.
Dapur Kebayunan MBG menerapkan health safety yang sangat ketat sehingga hanya dibuat satu pintu masuk.
“Setelah karyawan melakukan absen dengan fingerprint, kemudian mereka masuk ke ruang ganti pakaian dimana karyawan harus memakai seragam, harnet, masker, sarung tangan, apron, kaos kaki dan sepatu khusus sebelum masuk dapur dan ruang packing,” jelasnya.
Selain dipasang pemadam kebakaran, Dapur Kebayunan juga menerapkan kawasan bebas rokok di seputar dan lingkungan dapur. Dengan health safety yang ketat diharapakan makanan yang diproduksi dapur kebayunan benar-benar bergizi dan sehat.
Sedangkan untuk menghindari terjadinya alergi makanan, sebulan sebelum melakukan uji coba MBG, para sarjana SPI dan ahli gizi sari BGN sudah melakukan mitigasi ke sekolah-sekolah sehingga bisa mendapatkan informasi bila ada anak-anak yang alergi pada makanan tertentu.
Dia mengatakan, konsep dapur yang ada sesuai dengan standar dari BGN. Seluruh fasilitas yang ada pun menyesuaikan dengan petunjuk teknis (juknis).
“Kalau konsep dapurnya memang kami adalah konsep dapur yang ditunjuk oleh BGN. Untuk konsep dapurnya yang pasti kami menyesuaikan semua juknis dari BGN. Jadi dari pengolahan bahan baku sampai SDM sampai distribusi itu semua dapur kami memenuhi ketentuan dari BGN,” ungkapnya.
Untuk penyimpanan bahan baku disediakan tempat khusus. Bahan baku basah dan kering dipisahkan dan disimpan di ruang tersendiri sehingga terjaga kualitasnya. n Aji Hendro