Margonda | jurnaldepok.id
Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji mengatakan, literasi keuangan sangat penting dipahami dan dikuasi oleh para pelaku usaha terutama UMKM.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri bimtek bertajuk Literasi Keuangan Bagi Pelaku Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama DPR RI, di Kota Depok.
“Karena kemampuan ini boleh dibilang sebagai pondasi dasar dari pengusaha untuk bisa menjalankan usahanya dan mengembangkan usaha,” ujarnya.
Literasi keuangan di dalamnya meliputi banyak hal, seperti pembukuan, manajemen, alur keluar masuk uang, serta strategi bisnis.
“Saat ini, banyak pengusaha di Depok tidak paham soal ini. Menjalankan usahanya hari ke hari saja. Tidak paham strategi ke depan,” paparnya.
Dikatakannya, sektor bisnis paling kecil pun harus paham literasi keuangan.
“Nasi uduk misalnya. Harus dihitung benar modal, untung, sampai gaji. Supaya bisnisnya bisa bertahan lama. Jangan asal buka usaha saja, terus besok tutup. Itu karena tidak memahami literasi keuangan,” katanya.
Nuroji turut mendorong Pemkot Depok untuk bisa memberi pelatihan soal literasi keuangan. Selama ini ia menilai pembinaan soal ini tidak pernah tersentuh.
“Paling sering pelaku UMKM ini hanya diajak ikut bazar. Tapi tidak pernah diajarkan cara berbisnis. Selama ini, pelatihan kepada pelaku UMKM masih seputar soal pengemasan dan pemasaran. Tidak pernah menyentuh esensi dasar, yakni keberlangsungan bisnis,” jelasnya.
Dikatakannya, banyak pelaku UMKM di Depok awalnya hanya iseng. Tapi karena paham keuangan, diseriusi dan akhirnya menjadi sukses.
“Mereka dapat menghidupi keluarga,” jelasnya.
Sementara itu salah satu pelaku usaha, Bariah menyambut baik bimtek yang membahas tentang literasi keuangan untuk para pelaku usaha. n Aji Hendro
