Bandung | jurnaldepok.id
Usai dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Wali Kota Depok, Mohammad Idris langsung menyapa warga Kota Depok yang ikut hadir di acara pelantikan di Gedung Merdeka, Bandung.
Dalam kesempatan itu, Idris yang juga memiliki darah seni, langsung membacakan puisi di sebuah acara ramah tamah.
“Saya hanya manusia biasa,
yang dipercaya oleh sebagian besar warga, untuk melakoni pembangunan sebuah kota. Saya bukan siapa siapa, saat direstui menjadi walikota oleh penyelenggara negara,
dan Imam sebagai pendampingnya,” ujar Idris membacakan puisi, Jumat (26/2).
Ia melanjutkan, Imam Budi Hartono ternyata. Sosok bapak seorang sopir taksi adalah menjadi pejuangnya sampai Imam kini jadi wakil walikota, namun dia bukan sekedar wakil tapi kini dia sebagai ketua, ketua partainya, dan dia bisa saja jadi presiden, presiden Partai Keadilan Sejahtera.
“Dia begitu berjasa dalam kerja nyata dan karya anak bangsa, bersama sahabat-sahabat partai politik Hafid Nasir dengan kader-kader PKS nya, demikian juga, sahabat sejawatnya Edi Sitorus dan kawan-kawannya Ustazah Qonita berserta gerombolannya. Oh iya, juga teman-teman dari Partai Berkarya, Koalisi Luar Biasa mengusung angka nomor DUA. Mereka gerakkan gerbong kader-kader partainya yang demikian energik dalam meraih suara,” paparnya.
Kini, kata dia, SATU atau DUA sudah TIADA, yang ada melangkah pasti secara bersama.
“Melangkah tegap, Satu Dua, Satu Dua, Satu Dua. Bergandengan tangan dalam kebhinekaan di kota tercinta kota kita semua. Kok bisa ya, dulu satu dan dua? Kini tiada SATU tiada DUA?. BISA pastinya dan In Sya Alloh BISA.
Karena kita punya Pancasila,” terangnya.
Idris dan sahabat-sahabatnya memiliki ASA dan CITA-CITA … yang terangkai dalam tiga suku kata Maju, Berbudaya, Sejahtera untuk Kota Depok tercinta.
“Kami Idris Imam bersama sahabat-sahabat dan seluruh stake holders bertekad sekuat tenaga menjadikan Kota Depok semakin keren, tentunya dengan dukungan semua pihak, kerjasama stake holders, dan keberpihakan seluruh warga untuk membangun kotanya sesuai kapasitas dan pada posisinya. Kita berjalan seiring seirama, yang kami padukan dalam sebuah symphoni, untuk sebuah alunan suara merdu dan syahdu menuju pulau idaman kota maju berbudaya sejahtera,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji