Laporan: Rahmat Tarmuji
Remaja Masjid Al Mujahidin (Syubbanul Mujahidin), Bojongsari turun ke jalan melakukan penggalangan dana untuk para korban keganasan rezim Suriah terhadap wilayah Ghouta Timur sejak akhir pekan lalu.
Kegiatan itu dilakukan sebagai sebuah perwujudan kepedulian remaja masjid, yang tidak rela melihat penderitaan saudara-saudaranya tersiksa. Terlebih, mayoritas korbannya adalah anak-anak dan kaum perempuan.
“Ini sesuai dengan kutipan pembukaan UUD 1945, bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Karena ummat Islam itu bagaikan satu batang tubuh, salah satu anggota tubuh tersakiti, maka anggota yang lainpun ikut merasakan sakitnya,” ujar Iqbal Apriansyah, Ketua Syubbanul Mujahidin, kemarin .
Ia menambahkan, kegiatan itu juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada remaja masjid, agar kelak ketika mereka menjadi pemimpin memiliki tingkat rasa sosial yang begitu tinggi.
“Ini juga sebagai ajang pembuktian, bahwa remaja masjid yang berada di Kota Depok adalah para remaja yang aktif dalam hal kegiatan positif, sejalan dengan semangat Kota Depok yang unggul, nyaman dan religius,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kegiatan itu juga disupport oleh para remaja yang baru berhijrah di jalan Allah.
“Semoga mereka bisa istiqomah dalam hal berjuang di jalan kebaikan. Insyaa Allah, bantuan ini akan kami salurkan melalui lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jakarta,” ungkapnya.
Seperti diketahui, lebih dari 500 warga sipil terbunuh dalam pengeboman oleh rezim Suriah terhadap wilayah Ghouta Timur sejak akhir pekan lalu. Ratusan orang terluka parah dan membutuhkan bantuan medis mendesak.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), jumlah korban tewas dalam serangan yang disebut pembunuhan oleh rezim selama tujuh hari itu meningkat menjadi 520 jiwa pada Sabtu (24/2). Sedangkan, warga sipil yang terluka mencapai lebih dari 2.500 orang di daerah kantong oposisi yang terkepung tersebut.
Data tersebut juga mengungkapkan, di antara korban tewas terdapat 127 anak-anak dan 75 perempuan, sementara pasokan makanan, air, dan obat-obatan kian menipis akibat pengepungan rezim terhadap Ghouta Timur. n