Pemkot Depok Dinilai Tergesa-gesa, Supian Prihatin Atas Pemecatan Sandi Butar Butar

70
Supian Suri

Cilodong | jurnaldpok.id
Wali Kota Depok terpilih, H. Supian Suri menyayangkan penghentian kontrak kerja Sandi Butar Butar sebagai pegawai honorer di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok.

Menurutnya, keputusan tersebut sangat tergesa-gesa dan merugikan karena akan menyulitkan Sandi untuk kembali bekerja di pemerintahan.

“Saya menyayangkan keputusan penghentian kontrak bagi Saudara Sandi yang terkesan tergesa-gesa. Dengan keputusan seperti ini akan sulit bagi yang bersangkutan untuk kembali bekerja di pemerintahan, kecuali ada putusan pengadilan yang mengharuskan,” ujarnya, kemarin.

Supian menuturkan, bahwa ini adalah momen Sandi untuk membuktikan bahwa keputusan tersebut tidak tepat.

“Ini juga menjadi kesempatan bagi Bang Sandi untuk membuktikan secara hukum bahwa keputusan tersebut tidak tepat,” tegasnya.

Supian berjanji jika sudah dilantik nanti dia akan memastikan bahwa setiap keputusan di Pemkot Depok diputuskan dengan evaluasi yang komprehensif. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas keputusan yang dibuat pemkot.

“Kedepannya, saya akan memastikan setiap keputusan di Pemkot Depok diputuskan dengan evaluasi yang komprehensif,” paparnya.

Sebelumnya, Sandi dipecat secara sepihak oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok. Sandi adalah pegawai honorer yang sudah bekerja selama 10 tahun.

Sandi mengaku tidak mengerti mengapa dirinya tidak dilanjutkan kontrak kerjanya. Dia mengaku selalu masuk kerja dan menyelesaikan pekerjaaan.

“Ya, saya enggak tahu kesalahan saya apa gitu? Apakah mungkin dari dendam pribadi mereka? Atau seperti apa dari Bu Tesy? Apa mungkin apa ya, kuncinya ada di saya? Mungkin saya menyerang dia secara pekerjaan ya. Mungkin saya juga sudah dapat banyak bisikan kemarin-kemarin,” ujarnya.

Selama 10 tahun bekerja, dia mengaku mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Sandi juga mengaku beberapa kali mengalami kecelakaan kerja, namun tetap menjalankan tugas.

“Saya juga bingung, saya dipecat. Faktor apa, standarisasinya seperti apa? Kalau dibilang masuk, saya masuk terus. Apa yang dikomandokan mereka, saya selalu menyelesaikan tugas saya. Sampai saya kena luka bakar, saya patah tulang dan lain-lain, saya selalu seperti itu,” paparnya.

Pihak dinas mengklaim Sandi tidak sesuai dengan standar kerja. Namun Sandi sendiri mengaku heran dengan tudingan tersebut.

“Enggak tahu juga standarnya mereka itu seperti apa. Kalau tinggi badan, saya tinggi badan ada kok. Kalau untuk kinerja, boleh tanya teman-teman saya dan fakta lapangan seperti apa. Apakah saya pernah melanggar SOP dalam pekerjaan? Sampai saya kena luka bakar. Sampai waktu itu pernah tugas ngambil motor di septic tank penuh kotoran, saya sampai muntah-muntah. Saya yang masuk sendiri, itu benar-benar kotoran. Saya masuk ke dalam dan orang lain enggak ada yang masuk ke situ,” ungkapnya. n Aji Hendro

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here