



Limo | jurnaldepok.id
Sejumlah warga perumahan Graha Cinere I, II dan III yang masuk pada teritorial wilayah Rw 11 ,12, dan Rw 13 Kelurahan Limo mengklaim perubahan Site Plan perumahan Graha Cinere tidak prosedural lantaran tidak melibatkan warga dan dampaknya banyak alokasi lahan fasos fasum yang diduga dioptimalkan oleh PT Megapolitan Developments Tbk selaku pengembang perumahan menjadi lahan untuk dikomersilkan.
“Ketua Rw 12 Kelurahan Limo Yacob Tulam Saragih mengaku sampai sekarang pihaknya belum mendapat kejelasan dari pengembang terkait lahan yang dipeuntukan bagi fasos fasum di perumahan Graha Cinere 1,” ujarnya, kemarin.
Sementara, kata dia, masih banyak fasilitas umum di perumahan itu belum terbangun seperti Sport Center, Sarana Olah raga dan Sarana Ibadah.


“Kami belum pernah mendapat penjelasan dari pengembang mana lahan untuk fasos fasum yang belum terbangun oleh karena itu kami akan mengoptimalkan setiap lahan kosong diareal perumahan kami untuk digunakan sebagai tempat kegiatan masyarakat seperti lahan diperbatasan Rw 11 dan 12, ” ujar Yacob kepada Jurnal Depok.
Dikatakannya tidak adanya kejelasan soal lahan fasos fasum di perumahan Graha Cinere jelas sangat merugikan warga penghuni perumahan dan terkait hal itu pihaknya telah berulang kali menyurati Dinas terkait di Setda Kota Depok namun lanjut dia sampai saat ini belum juga ada titik terang prihal penetapan lahan fasos fasum untuk warga Graha Cinere.
“Tunjukan kepada kami mana saja lahan fasos fasum menurut versi pengembang dan kami akan hitung total luasnya karena perubahan site plan diduga merupakan akal akalan pengembang dan oknum pejabat guna memanfaatkan lahan fasos fasum untuk kepentingan komersial, ” tegas Yacob.
Hal senada dikatakan oleh Rusmalih mantan Ketua Rw 12. Dikatakannya sepengetahuannya pada site plan awal tahun 1991 tercatat semua fasilitas fasos fasum dimasukan dalam site plan termasuk sarana ibadah, pemakaman dan sarana olah raga namun lanjut dia ketiga sarana itu sampai sekarang belum ada.
“Kami ingin fasos fasum sesuai yang tercantum di Site plan awal dan kami menolak site plan perubahan karena kami tidak tahu apa saja yang ikut dirubah pada revisi site plan awal, ” pungkas Rusmali. n Asti Ediawan

