Mutiara Ramadhan: Kerja Keras dan Sikap Positif

144
H Qurtifa Wijaya

Oleh: H. Qurtifa Wijaya, S.Ag
Anggota DPRD Depok F-PKS

Untuk menjadi seorang yang sukses diperlukan kerja keras dan sikap yang positif. Kerja keras dan sikap positif adalah kekuatan yang akan mendorong seseorang menjadi pribadi yang produktif dan berkembang lebih baik. Kesuksesan tidak bisa diraih dengan berpangku tangan dan bermalas-malasan, karena persaingan menuju tangga kesuksesan sangat ketat dan kompetitif.

Terkait dengan kerja keras dan beramal shalih, dalam Islam dikenal adanya perintah “Fastabiqul khairat”, yang artinya : “Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan”. (QS. Al-Baqarah : 148).

Jadi seorang muslim bukan sekedar diperintahkan untuk melakukan kebaikan, tetapi disuruh berkompetisi menjadi yang terbaik dalam melakukan kebaikan.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy Ketika menjelaskan tafsir ayat ini mengatakan:

“Perintah berlomba dalam kebaikan berada di atas level melakukan kebaikan. Karena berlomba dalam kebaikan mencakup mengerjakan, menyempurnakan, berusaha mengerjakannya (kebaikan) sebaik mungkin, dan bersegera terhadap sebuah kebaikan. Barangsiapa yang ketika di dunia ia gemar berlomba dalam kebaikan, maka kelak di akhirat ia akan mendapat kesempatan menjadi golongan yang lebih dahulu ke surga dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 72)

Demikian pula termaktub dalam Al-Qur’an, adanya perintah agar manusia bekerja, dan hasil kerja mereka akan disaksikan atau dilihat oleh Allah SWT, Rasulullah dan orang-orang beriman. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 125)

Disamping kerja keras, untuk menjadi sukses diperlukan pula sikap positif. Sikap positif adalah melihat dan merespon setiap masalah dan kondisi yang dihadapi dengan melihat sisi positifnya. Sikap seperti ini akan membuat seseorang semakin kuat, karena ia akan melahirkan energi yang mendorong seseorang semakin bersemangat menjalani kehidupan dan semakin sabar serta kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Ketika seseorang dipenuhi sikap positif, ia akan menjadi petarung kehidupan yang sejati, respect terhadap dirinya dan orang lain, melihat tantangan sebagai peluang, memandang kegagalan sebagai sebagai proses menuju keberhasilan, tidak mudah menyerah dan putus asa, tidak banyak mengeluh dan menyalahkan orang lain, tidak surut karena kritik dan cemoohan, serta selalu optimis dan yakin akan kemampuan yang dimilikinya untuk meraih sebuah keberhasilan.

Seorang muslim diperintahkan menghadirkan sikaf positif dengan menjauhi dua hal, yang pertama adalah menjauhi suuzhon (berprasangka buruk) dan yang kedua menjauhi diri dari berputus asa terhadap rahmat Allah SWT. Terkait larangan berprasangka buruk, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa”. (QS. Al-Hujarat: 12)

Sedangkat terkait larangan berputus asa, Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Dengan kerja keras, senantiasa berpikir positif (husnuzhon) serta yakin akan besarnya rahmat Allah SWT, maka seorang muslim akan menjalani hari-harinya dengan bahagia penuh semangat. Akan tumbuh dalam dirinya keyakinan bahwa tidak ada yang sia-sia dari apa yang ia usahakan, semuanya akan tercatat di sisi Allah SWT, dan kerja kerasnya kelak akan mendapatkan balasan kebaikan di dunia serta ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Wallahu a’lam.|*

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here