Khutbah Jumat: Mewaspadai Ash bin Wail Modern

34
KH Syamsul Yakin

Oleh: KH Syamsul Yakin
Pengasuh Ponpes Darul Akhyar

Ash bin Wail (meninggal 620 Masehi) adalah ayah Amru bin Ash. Namanya disinggung secara tidak langsung di dalam sejumlah ayat di dalam al-Qur’an. Namun bukan dalam perkara baik. Sebab dia dikenal sebagai orang yang kerap mengolok-olok Nabi dan kaum muslimin. Pertama, di dalam ayat, “Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan dia mengatakan, “Pasti aku akan diberi harta dan anak” (QS. Maryam/19: 77). Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan orang yang kafir itu adalah Ash bin Wail.

Kedua, di dalam ayat, “Adakah dia melihat yang gaib atau dia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?” (QS. Maryam/19: 78).

Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud “dia” dalam ayat ini adalah Ash bin Wail. Satu waktu Khabbab bin al-Art bercerita, ”Aku adalah seorang pandai besi, dan aku memberikan satu utang kepada Ash bin Wail. Lalu aku mendatanginya untuk menagihnya, tetapi dia berkata, “Demi Tuhan, aku tidak akan membayarmu sampai kamu mengingkari Muhammad” Lalu aku berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan mengingkari Muhammad sampai kamu mati, kemudian kamu dibangkitkan”. Ash bin Wail menjawab, “Maka sesungguhnya jika aku mati, lalu dibangkitkan dan kamu datang kepadaku, kemudian saat itu aku mempunyai harta dan anak, dan aku akan membayarmu” Lalu Allah menurunkan ayat di atas.

Pembicaraan seputar Ash bin Wail berlanjut pada ayat berikutnya, “(Sekali-kali tidak) hal itu tidak akan diberikan kepadanya (Kami akan menulis) Kami memerintahkan untuk menuliskan (apa yang dia katakan itu dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab baginya) Kami akan menambahkan kepada azab kekafirannya azab yang lain, karena perkataannya itu. Dan Kami akan mewarisi apa yang dia katakan itu, dan dia akan datang kepada Kami dengan seorang diri” (QS. Maryam/19: 79-80).

Selanjutnya, di dalam Tafsir Jalalain, Ash bin Wail disebutkan sebagai orang yang mendustakan agama, seperti firman Allah, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”(QS. al-Maun/107: 1). Ash bin Wail juga orang suka menghardik anak yatim. Allah beri informasi, “Itulah orang yang menghardik anak yatim” (QS. al-Maun/107: 2). Tak sampai di situ, Ash bin Wail juga tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Tepat seperti firman-Nya, “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (QS. al-Maun/107: 3).

Surah berikutnya yang berbicara tentang sikap buruk Ash bin Wail adalah al-Kautsar/108 ayat 3, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.

Menurut pengarang Tafsir Jalalain, makna terputus pada ayat ini adalah terputus dari semua kebaikan atau terputus keturunannya. Nabi diolok-olok oleh Ash bin Wail sebagai orang yang terputus keturunannya pada saat Qasim putra beliau wafat. Inilah Ash bin Wail orang sangat membenci Nabi.

Di era modern Ash bin Wail adalah orang yang membenci ulama dan memprovokasi orang lain untuk mempersekusi ulama. Untuk itu kehadiran Ash bin Wail modern harus diwaspadai. Sikapnya tetap sama, yakni mendustakan agama, menghardik anak yatim, dan tidak mau berbagi makanan dengan orang miskin.*

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here