Bojongsari | jurnaldepok.id
Pernyataan bakal calon walikota Depok dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Imam Budi Hartono (IBH) yang meminta Mohammad Idris sebagai walikota petahana mencari partai lain selain PKS pada pilkada 2020 mendatang, menggoreskan luka yang begitu dalam di kalangan pendukung dan simpatisan Mohammad Idris.
“Dari pernyataannya sudah ketahuan bahwa IBH ambisi banget, kami rasa Ia sudah kalah sebelum bertanding dengan meminta Pak Kiai Idris mencari partai lain,” ujar Muhammad Husen, pendukung Idris kepada Jurnal Depok, Minggu (6/10).
Tak hanya itu, Husen menilai IBH memiliki rasa ketakutan yang kuat ketika nanti harus bersaing dengan Idris di internal PKS.
“Kelihatan takut kalah dan tersaingi. Sebenarnya kami sangat respek kepada semua bakal calon dari PKS untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas, tapi hendaknya bermain cantik dan beretika,” paparnya.
Husen juga menyayangkan pernyataan IBH yang terkesan tak beretika terlebih hal itu dilontarkan diforum resmi.
“Harusnya dilontarkan dengan kata-kata yang santun, dalam alam demokrasi kan suatu hal yang biasa dalam berkompetisi. Sebagai kader PKS hendaknya tidak melontarkan kata-kata semacam itu, dan kami rasa kurang beretika,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tak sedikit juga simpatisan PKS yang kini tidak suka dengan IBH lantaran ucapannya tersebut.
“Jangan karena personalitas citra PKS rusak, selama ini kami mengenal politik PKS itu santun, ramah dan merangkul semua pihak. Tiba-tiba pernyataan itu kurang beretika kepada Pak Idris karena beliau juga seorang ulama, IBH memanggil nama Idris saja kurang beretika, karena Pak Idris ini seorang walikota dan kiai,” ungkapnya yang juga Ketua Muzakaroh Kutubusalafiyah.
Rasa kecewa juga dialami oleh Ketua Komunitas Pemuda Depok (KUDA) Depok, Ahmad Daenuri. Komunitas pendukung Mohammad Idris itu juga menyayangkan pernyataan IBH yang sangat tendensius.
“Harusnya tak keluar bahasa semacam itu, kalau mau berkompetisi ya harus dengan cara yang sehat, jangan saling menyindir apalagi menyinggung perasaan kandidat lain,” tandasnya.
Pria yang akrab disapa Deden juga menyayangkan, seharusnya para balon walikota dari PKS lebih mengedepankan politik santun dan gagasan dalam berkompetisi.
“Jangan hanya gara-gara ingin menaikkan elektabilitas dan popularitas dilakukan dengan cara yang negatif, itu sangat tidak etis,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji