Diterpa Kritik Politik Dinasti, Pengamat Sebut Elektabilitas Prabowo-Gibran Tetap Kokoh

63
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Beji | jurnaldepok.id
Tingkat elektabilitas Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Gibran Rakabuming Raka terus memperlihatkan tren peningkatan.

Wishnu Juwono, Pengamat Politik Kebijakan Publik Universitas Indonesia mengatakan hal itu menyusul gelombang kritik terkait politik dinasti yang menghantui pemilihan presiden 2024.

“Meski Presiden, Joko Widodo dan keluarga menjadi sasaran kritik tajam, popularitas pasangan ini terus unggul dibanding dua pasangan lainnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, keputusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang dipimpin oleh Prof. Jimly Asshiddiqie dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHU) telah menetapkan pelanggaran etik berat oleh Ketua MK, Prof. Anwar Usman, paman Gibran, terkait batas umur Calon Presiden dan Wakil Presiden bulan Oktober 2023. Meski Anwar Usman diberhentikan sebagai Ketua MK, beliau tetap menjabat sebagai hakim MK.

Hasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen. Dalam pertarungan head to head dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran bahkan mampu meraih lebih dari 50 persen dukungan.

“Para pemilih sepertinya telah diyakinkan bahwa penerus kebijakan Presiden Joko Widodo adalah pasangan Prabowo-Gibran,” paparnya.

Terlebih, kata dia, gaya pidato dan berbagai program kebijakan yang dalam bentuk kartu kebijakan dalam beberapa acara benar-benar didesain meniru ayahnya Presiden Jokowi.

“Popularitas tinggi Presiden Joko Widodo, dengan tingkat kepuasan mencapai 75 persen,” katanya.

Dia mengatakan, menjadi tantangan bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin yang sebenarnya memiliki rekam jejak lebih lengkap di pemerintahan daerah dan pusat.

“Elit partai politik pendukung kedua pasangan sebaiknnya menghentikan upaya menyerang Joko Widodo dan Gibran dengan isu politik dinasti dan pengkhianatan politik, seiring mayoritas masyarakat yang tampaknya tidak memprioritaskan hal tersebut,” jelasnya.

Mereka, kata dia, sebaiknya menyampaikan proposal kebijakan alternatif terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial yang ditawarkan ke masyrakat yang tentunya diharapkan sebagai alternatif dari kebijakan Presiden, Joko Widodo selama lebih dari 9 tahun ini.

“Sebaiknya pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin segera mengkampanyekan rekam jejak mereka dan proposal kebijakan sebagai alternatif kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo,” terangnya.

Dengan keyakinan masyarakat bahwa Prabowo-Gibran adalah penerus Presiden Jokowi, pesta demokrasi pemilihan Presiden tahun depan semakin memanas.

Wishnu mendorong ketiga kandidat Presiden dan Wakil Presiden serta masing-masing elit politik pendukungnya untuk menjalankan kampanye yang konstruktif, fokus pada solusi kebijakan, dan merespons aspirasi rakyat dengan proposal kebijakan yang tepat. n Aji Hendro

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here