Laporan: Asti Ediawan
Selain daya beli masyarakat cenderung terus menurun, musim penghujan pada bulan puasa tahun ini ditengarai menjadi salah satu penyebab menurunnya omzet para pedagang timun suri.
Sejumlah pedagang timun suri diwilayah Kecamatan Limo dan Pancoran Mas mengeluhkan sepinya penjualan timun suri pada puasa tahun ini.
Murni salah satu pedagang timun suri di wilayah Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, mengaku baru menjual 15 buah timun suri di dua hari puasa tahun ini, padahal kata dia pada tahun sebelumnya di minggu pertama bulan Ramadan, dirinya bisa menjual lebih dari 50 buah timun suri dalam sehari.
“Jualan timun suri tahun ini sepi banget, bayangin selama dua hari saya baru menjual 15 buah timun suri beda jauh sama tahun lalu sehari saja saya bisa menjual 50 hingga 60 buah timun suri,” ujar Murni kepada Jurnal Depok, kemarin.
Keluhan yang sama dilontarkan oleh Romelih Bewok pedagang timun suri yang membuka lapak depan Masjid Daarul Mu’munin di Jalan RD. Sukarma RT 08/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas.
“Dua hari ini penjualan timun suri masih sepi karena cuaca dingin akibat hujan, mudah mudahan besok besok cuaca mulai panas sehingga banyak yang beli timun suri,” celoteh Romelih Bewok.
Badri, penjual timun suri keliling juga merasakan sepinya pembeli pada bulan Ramadan tahun ini, padahal kata dia jumlah pedagang timun suri pada bulan puasa tahun ini ini tidak sebanyak jumlah pedagang puasa tahun lalu.
“Saya lihat tahun ini pedagang enggak terlalu banyak dan jauh lebih banyak pada puasa tahun lalu, tapi kok pembeli malah sedikit, apa mungkin pengaruh hujan atau duitnya yang langka,” kata Badri.
Dikatakannya pada puasa tahun lalu, dalam sehari dirinya bisa mendapat keuntungan hingga Rp 150 ribu dari hasil berjualan keliling kampung tapi pada puasa tahun ini, dia mengaku belum mendapat untung karena baru menjual beberapa buah timun suri sementara disisi lain ada buah timun suri yang terpaksa dibuang lantaran sudah terlalu matang.
“Saya memilih menjual timun suri secara keliling karena lakunya lebih cepet, tapi tahun ini memang pembeli sangat sepi kalau tahun lalu jam 10 pagi dagangan saya udah habis , tapi sekarang sampai sore timun suri saya masih banyak,” pungkas Badri. n Asti Ediawan