Beji | jurnaldepok.id
Dampak dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang overload, mengakibatkan tumpukan sampah hingga menggunung di Kota Depok. Seperti terlihat di kawasan Pasar Kemirimuka, Kecamatan Beji dan Pasar Cisalak, Cimanggis.
Pantauan di lokasi, sampah menggunung di bagian belakang pasar, sampah basah tersebut juga ada yang berceceran ke jalan. Akibatnya menimbulkan aroma tak sedap juga dikeluhkan para pedagang hingga warga yang tinggal di sekitaran pasar tersebut.
Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Kemiri Muka Depok (KPPKD), Karno Sumardo mengatakan, sudah sekitar tiga bulan sampah tidak diangkut secara maksimal.
“Ini bulan ketiga enggak diangkut, makanya sampah semakin banyak,” ujarnya.
Dirinya mengatakan, saat ini sampah di Pasar Kemiri Muka sudah sekitar 1.100 ton. Dia menambahkan, sampah sempat diangkut tetapi cuma satu tronton.
“Ini sudah sekitar 1.100 ton sampah, kalau mau diangkut bersih perlu 50 tronton untuk mengangkut sampah ke TPA Cipayung,” paparnya.
Dia menerangkan, karena kondisi TPA yang mengkhawatirkan dan beberapa kali longsor, sehingga menghambat pembuangan sampah ke TPA.
“Itu karena di sananya penuh, jadi belum diangkut. Ini pemerintah harus segera cari solusi, jangan dibiarkan terus menerus begini,” katanya.
Selain pedagang pasar, warga sekitar juga sudah mengeluhkan bau tak sedap yang bersumber dari tumpukan sampah tersebut.
“Bukan cuma pedagang aja yang ngeluh, karena sampai pemukiman warga aroma sampahnya tercium,” tukasnya.
Dia menambahkan, selain sampah pasar, warga sekitar juga membuang sampah di lokasi tersebut, sehingga memang harus diangkut setiap hari agar tidak terjadi penumpukan.
“Ini kan bukan hanya pedagang pasar saja yang buang ke sini, tetapi ada 7 RW yang ikut buang kesini. Jadi memang harusnya setiap hari diangkut dan jangan cuma satu tronton,” katanya.
Penumpukan sampah juga terjadi di pinggir Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok. Sampah itu meluber hingga hampir memakan setengah badan jalan yang mengakibatkan lalu lintas menjadi macet.
Di Pasar Cisalak belasan kios ditutup karena adanya tumpukan sampah yang menggunung.
“Ya biasanya kios yang jadi gudang buka, tapi karena ada tumpukan sampah belasan kios pedagang tutup,” ungkap salah satu pedagang, Mawih. n Aji Hendro
