
Beji | jurnaldepok.id
Pihak Rektorat Kampus Universitas Indonesia (UI) diminta untuk transparan terkait proses investigasi gelar doktor Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Praktisi Hukum, Deolipa Yumara kepada wartawan mengatakan, ada dugaan gratifikasi terkait gelar tersebut. Beberapa kejanggalan di antaranya adalah soal nilai cumlaude yang tak sesuai dengan masa pendidikan, hingga adanya dugaan pencatutan data.
“Kalau dugaan (gratifikasi) seperti ini, apalagi tiba-tiba cumlaude ya, ini dugaan gratifikasi ini ada. Apalagi mereka yang kemudian mempromosikan diduga adalah orang dekatnya si Menteri (Bahlil,red),” ujarnya.
Menurut Deolipa, penangguhan gelar doktor terhadap yang bersangkutan perlu diakhiri sanksi tegas.
“Paling tidak diganti jadi doktor biasa atau dibatalkan, walaupun nanti kemudian akan mencoreng nama baik UI juga,” katanya
Deolipa mengatakan, kasus tersebut telah membuat dirinya dan sejumlah Ikatan Alumni UI mengeluarkan pernyataan sikap dengan membuat petisi.
“Petisi dari alumni UI sudah banyak, sudah sekira 20-an ribu. Isinya mendesak gelar doktor si menteri itu dievaluasi atau dibatalkan,” tuturnya.
Dia mengatakan, hal ini penting untuk disampaikan karena menyangkut kredibiltas kampus.
“Apalagi ini kan ada rektor baru, sama wakil rektor juga baru, mereka harus atensi terhadap persoalan ini,” ujarnya.
Dikatakannya, ada beberapa catatan yang menurut Deolipa menjadi perhatian Iluni UI. Persoalannya adalah dia mendapatkan status cumlaude, padahal data (disertasi) itu adalah data catatan dari jaringan advokasi tambang.
Deolipa mendesak agar UI lebih jeli dalam menyikapi persoalan ini. n Aji Hendro








