Margonda | jurnaldepok.id
Jelang pemilihan legislatif (Pileg) yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang, para calon anggota legislatif (Caleg) mendapat tantangan dari komunitas Janda Depok yang akan menuntut perhatian bagi kaum janda di kota berjuluk Sejuta Belimbing ini.
Mereka meminta para caleg tidak hanya obral janji saat kampanye akan tetapi kedepankan visi misi sekaligus memberdayakan para janda khususnya yang sudah memasuki lanjut usia (Lansia).
“Tentu saya berharp untuk para caleg dapat memikirkan kesejahteraan para janda di Depok terutama mereka yang menginjak usia 40 tahun keatas (lansia,red). Karena selama ini mereka hidup dengan susah payah untuk membesarkan anak-anak mereka,” ujar Bunda Yasmin kepada Jurnal Depok, Selasa (07/03/23).
Yasmin yang sudah 18 tahun menjanda berharap ada keberpihakan para caleg agar turut serta memberdayakan para janda di Kota Depok.
“Banyak cara untuk memberdayakan mereka seperti modal usaha di rumah dan bisa juga menjadi pegiat sosial. Karena saya melihat saat ini banyak para janda yang hanya menjadi pembantu rumah tangga. Padahal, mereka memiliki kemampuan lebih dari sekedar menjadi pembantu rumah tangga,” papar warga Sukatani, Tapos.
Dari itu, sambungnya, para caleg di Depok harus memiliki visi misi dalam memperjuangkan kesejahteraan para janda terutama bagi mereka yang lansia.
“Beri mereka akses permodalan melalui perbankan untuk menghidupkan usaha kecil mereka dengan persyaratan yang mudah dan tanpa bunga. Di Depok ini ada ribuan janda, baik yang ditinggal mati suami maupun bercerai karena faktor ekonomi dan sebagainya. Mereka (para caleg,red) harus hadir untuk turut serta memberdayakan kaum janda, karena banyak dari mereka yang tidak menikah lagi dan harus hidup mandiri membesarkan keluarga mereka,” ungkapnya yang juga seorang konsultan spiritual.
Sementara itu salah seorang Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mustopa Dwi Putra mengatakan, prinsipnya mereka para janda lansia utamanya harus diberi saluran kegiatan kewirausahaan.
Tujuannya, kata dia, agar mereka bisa tetap bertahan memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anaknya.
“Banyak cerita sukses pelaku usaha UMKM berasal dari kalangan ibu-ibu (janda,red). Ibu-ibu memiliki banyak kelebihan karena gigih, ulet dan jujurnya,” tanggapnya.
Dari itu, sambungnya, Mustopa Center juga sedang melakukan pendampingan kewirausahaan bagi para ibu-ibu dengan model usaha kelompok kecil.
“Kami percaya jika ibu-ibu diberi kesempatan, diberi peluang, maka meskipun saat ini dia hanya single parent, mereka akan bisa menjadi ibu-ibu tangguh yang bisa menghidupi kebutuhan anak dan keluarganya,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Caleg Partai Gerindra, Novi Anggraini. Ia mengatakan, sejak beberapa tahun silam dirinya telah membuka pelatihan tata rias khusus bagi mereka yang berstatus janda.
“Selama ini saya telah memberikan pelatihan gratis kepada kaum perempuan untuk menjadi perias pengantin. Memang banyak dari mereka yang ikut pelatihan berstatus janda dan memiliki kehidupan tidak stabil dalam perekonomian,” tandasnya.
Komisioner KPU Depok Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Jayadin mengatakan, jika seluruh kuota caleg terisi semua di enam daerah pemilihan, maka jumlahnya mencapai ratusan.
“Jika terisi semua tinggal dihitung 50 kursi dikali 18 partai politik, jumlahnya 900 caleg,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji