
Kota Kembang | jurnaldepok.id
Anggota DPRD Kota Depok, Babai Suhaemi mengancam akan mengajak warga Cipayung untuk menutup Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Cipayung. Ancaman tersebut disampaikan Babai Suhaemi saat Rapat Paripurna DPRD Depok membahas persetujuan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Daerah Kota Depok tahun 2026.
“Izin pimpinan dan wakil saya mau sampaikan interupsi,” kata Babai, Kamis (17/11/2025).
Dia lalu mengatakan kegiatan pelaksanaan penertiban bangunan liar di wilayah Kecamatan Cipayung kerap dilaksanakan, akan tetapi tidak ada penanganan lebih lanjut.
Babai mengatakan semenjak kepimpinan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi juga pernah dilakukan penertiban bangunan liar. Namun setelah dilakukan penertiban tidak ada langkah kedepannya atau program terhadap lokasi yang sebelumnya berdiri bangunan liar.
“Usai penertiban kembali berdiri bangunan liar di Jalan Raya Cipayung. Semestinya usai penertiban dinas terkait langsung membersihkan lokasi tersebut,” ujarnya.
Dia menyebut setelah ditertibkan, lokasi hanya dibiarkan begitu saja. Bahkan ada sisa bahan bangunan yang terbawa arus aliran air kali atau sungai.
“Dan di masa Pemerintahan Wali Kota Depok Mohammad Idris kembali ditertibkan lagi dan beberapa hari lalu juga ditertibkan,” katanya.
Dia menilai kegiatan penertiban bangunan liar dinilai diskriminasi karena di lokasi lain masih ada bangunan liar yang berada di sepadan kali atau sungai tidak ditertibkan. Dia menyontohkan, di sepanjang bantaran kali di Pancoran Mas hingga Grogol, seharusnya bangunan liar tersebut juga dilakukan penertiban.
Babai mendukung langkah penertiban bangunan liar namun dirinya tidak setuju jika hanya dibongkar saja tanpa ada kelanjutannya lagi.
Dia sangat menyesalkan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPRD Depok yang tidak meloloskan perbaikan atau pembangunan jembatan di Cipayung.
“Di Cipayung ada tiga jembatan yang kondisinya sudah tidak layak karena sampah dari TPA Cipayung. Salah satunya di Cipayung Jaya yang kondisinya sudah parah, Jembatan Wadas dimana sejak Pemerintahan Wali Kota Depok Mohamad Idris yang belum mampu diselesaikan,” ungkapnya.
Jembatan tersebut terendam karena sumbatan TPA Cipayung, dimana jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh warga di Pasir Putih.
“Kenapa teman-teman tidak memiliki sifat kritis untuk menganggarkan atau alokasi dana untuk perbaikan jembatan,” tanyanya.
Lokasi lainnya jembatan di Bulak Barat menuju Tanah Merah dimana kondisinya sama kerap terendam Kali Pesangarahan.
“Jika jembatan yang ada di Cipayung tidak ditata atau diperhaiki maka mau tidak mau warga Cipayung akan menutup TPA Cipayung,” pungkasnya. n Aji Hendro








