Tanah Galian Berceceran, Proyek Drainase Raya Sawangan Disoal Pengguna Jalan

748
Terlihat alat berat berada di bahu jalan saat melakukan penggalian saluran air.

Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Pekerjaan pembangunan saluran air (Drainase) Jalan Raya Sawamgan dekat Perempatan Mampang, Pancoran Mas, dikeluhkan oleh sejumlah pengguna jalan lantaran aktivitas penggalian tanah yang menggunakan alat berat memicu kemacetan di ruas jalan raya.

Tak hanya itu, ceceran tanah di atas bidang jalan dirasakan sangat mengganggu kenyamanan berkendara.

Mansur, salah satu pengguna jalan mengaku tidak nyaman saat melintas di ruas Jalan Raya Sawangan mulai dari Perempatan Mampang hingga dekat Kantor Polsek Pancoran Mas, lantaran banyak ceceran tanah sisa galian yang berserakan di atas jalan.

Kemacetan juga bertambah parah akibat alat berat yang digunakan untuk mengeruk tanah berada di bahu jalan dan menyita area jalan raya yang biasa digunakan oleh para pengguna jalan.

“Sudah lebih dari seminggu ini kemacetan di Jalan Raya Sawangan bertambah parah karena ada pekerjaan pembuatan saluran air (Drainase), belum lagi soal tanah merah sisa galian yang berserakan di atas jalan sangat membahayakan premotor, apalagi setelah turun hujan, bidang jalan menjadi licin,” ungkap Mansur.

Keluhan yang sama disampaikan oleh Fitriani salah satu pemotor yang biasa melintas di jalur itu saat hendak pergi dan pulang dari tempat bekerja.

“Ya, udah lebih seminggu saya kok merasa enggak nyaman lewat Mampang, karena ada aktivitas galian tanah untuk pembuatan saluran air, mudah-mudahan cepat selesai biar bidang jalan kembali bersih dan enggak terlalu macet,” harap Fitriani.

Saat dikonfirmasi Jurnal Depok terkait proyek pembuatan drainase bisa selesai pada tanggal 25 Oktober sesuai batas waktu pelaksanaan pekerjaan yang tercantum di papan proyek, salah satu pekerja proyek yang enggan menyebutkan jati dirinya mengaku belum bisa memastikan apakah pekerjaan proyek saluran air sepanjang lebih kurang 400 meter yang menghabiskan anggaran hampir Rp 1,4 miliar itu bisa selesai pada tanggal 25 Oktober, karena menurutnya semua tergantung kondisi cuaca.

“Mudah-mudahan rampung karena masih ada tenggang waktu sebulan lagi, tapi enggak bisa dipastikan juga karena kalau banyak hujan, pekerjaan akan terhambat,” imbuhnya.

Terkait informasi adanya kebocoran pipa PDAM yang terdampak dari pelaksanaan galian tanah proyek drainase Mampang, dia mengakui adanya kebocoran pipa PDAM yang terletak di depan Kantor Pegadaian Mampang. Namun, lanjutnya, kebocoran pipa air PDAM itu sudah diperbaiki.

“Ya kemarin memang ada kebocoran pipa PDAM tapi sudah beres diperbaiki,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Tirta Asasta Depok, Sudirman mengaku pihaknya langsung gerak cepat untuk menangani kebocoran itu.

“Kami terjunkan tim ke lokasi untuk memperbaiki pipa kami yang bocor lantaran terkena kerukan alat berat yang sedang membuat drainase,” ungkapnya.

Sebelumnya kemacetan arus lalu lintas juga sempat terjadi pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan drainase di Jalan Raya Limo dan Parung Bingung.

Untuk mendapatkan penjelasan terkait pengerjaan proyek drainase di tiga titik lokasi yang memicu kemacetan, Jurnal Depok mencoba mengkonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Depok, Citra Indah Yulianty melalui pesan WhatsApp.

Namun hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan dari sang Citra. n Asti Ediawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here