Margonda | jurnaldepok.id
Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Depok, Mazhab HM meminta kepada para bakal calon wali-wakil wali kota Depok untuk tetap menjaga etika politik jelang Pilkada, 27 November mendatang.
Pernyataan itu diduga ditujukan kepada Bakal Calon Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) yang pekan kemarin mencoba ‘menggoda’ kader PPP sekaligus Ketua dewan Pertimbangan DPC PPP Kota Depok. H. Sugeng Purnomo untuk ikut bergabung dengannya.
Dimana, kala itu IBH sengaja mendatangi Purnomo di kediamannya di wilayah Cinere dengan dalih silaturahmi.
“Kami tegaskan, sebaiknya ia (IBH,red) jaga etika, kami bisa saja mendatangi para caleg dari partai lain yang kemarin belum berutung di pileg, termasuk keluarga kami yang ada di partai sana (PKS,red) tapi kami masih menjaga etika,” ujar Mazhab kepada Jurnal Depok, Minggu (18/08/24).
Ia menegaskan, bahwa pilihan adalah suatu keniscayaan dan hak bagi warga negara. Namun begitu, kata dia, etika politik harus dijaga, begitu pun dengan hubungan dan kebersamaan antar partai yang harus dirawat.
Dalam kesempatan itu, Mazhab juga menegaskan bahwa kadernya yakni H. Sugeng Purnomo tidak memberikan dukungan kepada IBH saat kunjungan kemarin.
“Pak Pur dengan tegas tidak memberikan dukungan dalam pertemuan kemarin, yang bersangkutan (IBH,red) datang kekediamannya setelah meninjau pembangunan kantor kelurahan. Namanya silaturahmi, pasti diterima dengan baik oleh Pak Pur,” papar Mazhab setelah menerima klarifikasi dari Purnomo.
Ia menambahkan, dalam pertemuan itu IBH hanya menyampaikan visi-misi terkait pencalonannya di pilikada.
“Sekali lagi kami tegaskan tidak ada dukungan untuk IBH dari Pak Pur,” katanya.
Pernyataan itu diungkapkan Mazhab di sela acara Konsolidasi Pengurus, Kader dan Simpatisan PPP Serta Penyerahan SK DPP PPP Kepada Bakal Calon Wali-Wakil Wali Kota Depok, H. Supian Suri-Chandra Rahmansyah di salah satu hotel di kawasan Margonda.
Sementara itu Sekretaris DPC PPP Kota Depok, Ma’mun Pratama mengungkapkan, kasus pengunduran Sekretaris PAC PPP Bojongsari, Sukron Mamun dilakukan beberapa hari sebelum dirinya memberikan dukungan kepada kubu sebelah.
“Yang bersangkutan mengundurkan diri pada 6 Agustus 2024 dan memberikan dukungan ke kubu sebelah pada 9 Agustus 2024. Jadi Dia bukan kader kami lagi. Intinya banyak masalah dan persoalan pribadi yang menyebabkan ia mengundurkan diri,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji