Cinere | jurnaldepok.id
Ketua tim relawan Supian Suri (SS) wilayah Kecamatan Cinere, Bagus Maulana Iskandar akan memaksimalkan upaya mengajak kaula muda di seluruh wilayah Kecamatan Cinere dan sekitarnya untuk tidak golput dan memberikan kontribusi suara pada Pilkada Depok, 27 November mendatang.
“Kami jajaran relawan Kecamatan Cinere sudah membentuk banyak sekali unit dan sub unit relawan hingga tingkat RT di seluruh wilayah Kecamatan Cinere, selain mengajak warga khususnya kaula muda untuk berpartisipasi pada Pilkada nanti, kami selaku bagian dari tim pemenangan Pak Supian Suri juga mengimbau kepada pemilih untuk tidak salah pilih lagi pada Pilkada tahun ini,” ujar Bos PT Bagus Putra Mandiri (BPM) kepada Jurnal Depok, Sabtu (27/07/24).
Bagus mengatakan, suasana Pilkada 2024 sangat berbeda dengan suasana pada penyelenggaraan empat kali Pilkada Depok sebelumnya.
Sebab, kata dia, pada Pilkada tahun ini kandidat lawan dari calon petahana mendapat dukungan kuat dari berbagai elemen masyarakat yang menginginkan perubahan dan hal ini yang bakal menjadikan persaingan menjadi seru dan ketat.
“Pilkada kali ini beda dengan Pilkada sebelumnya, kami sangat yakin hasilnya pun nanti akan berbeda karena banyak sekali masyarakat yang menginginkan perubahan ke arah lebih baik dalam pengelolaan pemerintahan di Kota Depok dan pembangunan,” tandasnya.
Bagus menambahkan, dalam usianya yang ke 25 tahun, Kota Depok jauh ketinggalan dengan Kota Cilegon yang notabene usianya sama dengan Kota Depok.
“Bahkan, lanjut dia, jika dibandingkan dengan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang baru berusia 15 tahun, Depok relatif banyak ketinggalan dalam segi pembangunan dan penataan wilayah perkotaan.
“Kita memisahkan diri dengan Kabupaten Bogor pada tahun 1999 sama dengan Kota Cilegon yang merupakan pemekaran dari bagian wilayah Kabupaten Serang, tapi coba lihat hasil pembangunannya kita jauh ketinggalan,” jelas putra Ketua LPM Gandul, Boy Iskandar.
Begitu juga, kata dia, jika dibandingkan dengan Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang pada 29 Oktober 2008, kini pembangunannya sudah sangat maju, sementara pembangunan Depok sangat lamban.
“Bahkan untuk melaksanakan pelebaran jalan guna mengatasi kemacetan hingga saat ini belum juga bisa terealisasi. Hal ini yang menjadi dasar dan pertimbangan kami mendukung perjuangan sosok calon yang mengusung tagline perubahan. Kami tentu berharap bersama pemimpin yang ingin memberikan perubahan, akan berdampak terhadap percepatan pembangunan Kota Depok dan kelak bisa sejajar dengan Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan,” paparnya.
Ketiadaan potensi sumber daya alam (SDA) di Kota Depok, lanjut Bagus, hendaknya jangan dijadikan alasan Depok tidak bisa mengimbangi kemajuan daerah lain seperti Kota Tangsel dan Kota Cilegon.
Sebab, kata dia, sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, banyak potensi peluang bisnis yang dapat dikembangkan di Kota Depok guna menunjang pembangunan, baik pembangunan bidang infrastruktur maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Banyak potensi yang bisa dikembangkan di Kota Depok, tergantung bagaimana kita mampu atau tidak menggali dan mengoptimalkan potensi itu,” pungkas Bagus. n Asti Ediawan