HeadlineKHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Bumi dan Isinya Akan Binasa

Oleh: KH Syamsul Yakin
Wakil Ketua MUI Kota Depok

Secara garis besar ada dua nikmat Allah, yakni yang berdimensi duniawi dan yang berdimensi ukhrawi. Pada ayat sebelumnya disebutkan al-Qur’an sebagai nikmat yang tak tertandingi. Nikmat Allah juga berserak di langit, terhampar di bumi, dan mengapung di laut dan di kedalamannya. Namun semua itu akan binasa. Dengan tegas Allah berfirman, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa” (QS. al-Rahman/55: 26).

Tentang makna “faanin” dalam ayar ini, Syaikh Nawawi mengartikannya dengan rusak. Lalu, Ibnu Katsir menyamakannya dengan mati. Makhluk hidup semuanya akan kembali, baik yang ada di langit dan di bumi. Namun ada makhluk, menurut al-Zuhaili, yang Allah kehendaki tetap hidup. Logikanya, kalau Allah berkuasa membinasakan, maka sangat mudah bagi Allah untuk tetap memelihara yang dikehendaki-Nya.

Menariknya, tulis pengarang Tafsir Jalalain, karena yang menikmati karunia Allah itu mayoritas adalah makhluk hidup yang berakal, maka Allah menggunakan diksi “man” sebagai isim maushul yang berarti “yang” dalam bahasa Indonesia. Jadi jelas di sini Allah hendak memberi peringatan kepada manusia bahwa bumi dan isinya akan binasa.

Tak hanya manusia dan bumi serta isinya yang akan mati, langit dan makhluk langit seperti malaikat juga akan hancur. Syaikh Nawawi dalam Syarah Qathrul Ghaits memaparkan urutan makhluk Allah yang pertama hancur akibat tiupan sangkakala yang pertama dan kedua dengan sangat rinci. Pada akhirnya, malaikat peniup sangkakala juga akan binasa.

Sebab turunnya ayat di atas dituliskan oleh al-Zuhaili. Menurutnya, Ibnu Abbas (wafat 687 Masehi) memaparkan manakala ayat di atas turun para malaikat berkata, “Penduduk bumi binasa” Kemudian turun ayat lain, “Tiap -tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah” (QS. al-Qasas/28: 88). Sejurus hal itu membuat malaikat menyadari bahwa mereka juga akan binasa.

Secara lengkap, inilah ayat lain yang menunjukkan bahwa bumi dan isinya serta makhluk lain akan binasa, “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. al-Qasas/28: 88). Bagi pengarang Tafsir Jalalain, penentuan Allah adalah keputusan-Nya yang pasti terlaksana.

Dua ayat di atas menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah memberi karunia dan Maha Kuasa menghancurkannya. Allah mempertegas tentang eksistensi-Nya, “(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah” (QS. Thaha/20: 5-6).

Pelajaran yang didapat dari ayat ini adalah bahwa cepat atau lambat kehidupan akan berakhir. Manusia punya waktu singkat untuk mempersiapkan kehancuannya di dunia. Untuk itu manusia harus fokus kepada Allah dan terus bersyukur saat menikmati karunia-Nya. Keputusan Allah soal kehancuran alam tak ada yang mampu mengganggu gugat karena bersifat mutlak. Allah sudah mempersiapkan kehidupan berikutnya lengkap dengan karunia-Nya berupa surga dan siksa-Nya berupa neraka.*

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button