Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Rombongan yang menggunakan kendaraan berplat merah dan memakai seragam dinas tidak membayar makan di salah satu rumah makan di Rawa Denok, Kecamatan Pancoran Mas.
Aksi tersebut viral di media sosial, dimana pengelola rumah makan tersebut berkomentar rombongan 18 orang habis makan langsung pulang tidak bayar.
Anak pemilik rumah makan, Reinaldi menceritakan peristiwa itu terjadi pada saat datang rombongan yang terdiri dari 18 hingga 20 orang mendatangi restoran menggunakan mobil.
“Kejadian awal seperti biasa, dateng rombongan menggunakan mobil Sigra dan Brio kuning, memesan seperti biasa dan kebetulan ada kafe juga di dalam saung dan emang kafe tersebut punya saya,” katanya.
Tak lama datang rombongan lainnya menggunakan mobil berbeda berpakaian dinas berpelat merah. Mereka makan di restoran tersebut selama kurang lebih 2 jam sampai pukul 14.30 WIB.
“Saya lihat beberapa orang keluar, karena masih ada beberapa orang lagi di lesehan ya. Saya suruh server tanya tambahan di meja apa? Seperti kerupuk dan lainnya. Ya mungkin karena sudah biasa yang terakhir ada di tempat biasanya, dia yang bayar. Ya saya santai aja sambil melayani customer yang lain karena Alhamdulillah kondisi saung lagi ramai,” ujarnya.
Saat situasi restoran sibuk, Reinaldi bertanya kepada kakaknya terkait apakah meja belasan orang yang makan tersebut sudah meninggalkan lokasi atau belum. Ia pun mencurigai satu orang yang menggunakan motor berbicara kepada karyawannya.
“Sebetulnya dari saya pun ada dua pemikiran. Yang pertama emang saling andal-andalan bayar dan yang kedua pikiran jelek aja sih emang pada mau kabur,” jelasnya.
Imbas kejadian tersebut, Reinaldi mengalami kerugian sebesar Rp 829 ribu. Ia pun berharap belasan orang itu bisa bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan secara baik.
“Rugi Rp 829 ribu dan sebetulnya tidak mengharapkan meledak, ini tujuan saya minta post Depok 24 jam karena biar si oknum ini bertanggung jawab dan sadar aja apa yang dilakuin dan bisa diselesaikan secara baik-baik,” paparnya.
Namun beberapa hari kemudian perwakilan dari rombongan tersebut datang kembali dan membayar jumlah yang sesuai di nota pembayaran.
“Masalahnya sudah selesai, hanya salah komunikasi saja,” pungkasnya. n Aji Hendro