Cinere | jurnaldepok.id
Meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan jembatan menuju lokasi SMPN 21, namun pekerjaan pembangunan jembatan di area perumahan Blok A RW 06, Kelurahan Cinere, belum bisa dilaksanakan lantaran belum mendapat restu dari warga sekitar lokasi jembatan.
Demikian diungkapkan Lurah Cinere, Kecamatan Cinere, Mashuri saat mendampingi Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Depok, Babai Suhaimi meninjau titik lokasi rencana pembangunan jembatan yang nantinya akan dijadikan akses jalan masuk menuju lokasi Gedung SMPN 21.
“Ya sampai sekarang memang belum ada restu dari warga perumahan Blok A RW 06, sehingga pekerjaan pembangunan jembatan belum bisa dilakukan, padahal lahan yang akan dibangun jembatan merupakan lahan fasos fasum yang sudah diserahkan ke bagian aset Pemerintah Kota (Pemkot) Depok,” ungkap Mashuri.
Sementara Camat Cinere, H. Mursalim mengatakan akan terus berupaya melakukan pendekatan secara humanis dengan warga Blok A untuk mendapatkan izin dan restu warga demi kelancaran pelaksanaan pembangunan jembatan yang sudah dijadwalkan akan dilaksanakan tahun ini.
“Memang betul jika lahan yang akan dibangun jembatan merupakan lahan fasos fasum yang sudah diserahkan ke Pemerintah namun meski begitu tetap saja harus ada restu warga sekitar oleh sebab itu kami akan terus melakukan komunikasi dan konsolidasi dengan warga sekitar melalui pengurus lingkungan setempat,” papar Mursalim.
Sementara Wakil Komisi D DPRD Kota Depok, Babai Suhaimi mengatakan akan memanggil kedua belah pihak untuk mencarikan solusi terbaik agar pembangunan jembatan menuju lokasi SMPN 21 dapat dilaksanakan pada tahun ini juga.
“Kami datang meninjau lokasi ini dalam rangka mencari tahu kendala apa yang menyebabkan rencana pembangunan jembatan untuk sekolah ini terhambat, kami sudah mendapat penjelasan dari Lurah dan Camat tentang permasalahan yang sebenarnya,” ungkapnya.
Ia berencana akan memanggil perwakilan dari pemerintah dan warga untuk duduk bersama mencari solusi terbaik karena di satu sisi pembangunan jembatan merupakan akses satu-satunya menuju lokasi sekolah.
“Disisi lain pembangunan sekolah SMPN 21 sudah lama dinanti warga lantaran sudah lebih dari 10 tahun berdiri namun belum juga memiliki gedung sekolah sendiri. Kami berharap nanti ada solusi dan masing-masing pihak mengedepankan kepentingan umum,” pungkas Babai. n Asti Ediawan