Margonda | jurnaldepok.id
Polres Metro Depok berhasil menangkap tiga remaja terduga pembunuhan siswa saat tawuran di Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana kepada wartawan mengatakan, ada tiga remaja yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tawuran menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Ketiga yang dimankan yakni D dan F berstatus putus sekolah dan M masih bersekolah di Pancoran Mas, dengan rata-rata usia sekitar 13 tahun.
Ia menjelaskan, kronologi tawuran ini diduga dipicu aksi saling tantang melalui media sosial.
“Anggota kami mengamankan barang bukti ada pisau, ada kampak. Itu yang menjadi alat bagi si pelaku untuk melakukan penganiayaan yang berujung pada meninggal dunia si korban,” katanya, kemarin.
Atas kejadian itu, polisi kembali mengimbau para orang tua dan sekolah untuk terlibat aktif dalam mengawasi anak-anak.
“Pihak kepolisian mengimbau juga kepada masyarakat kepada orang tua, kepada pemerintah kota, ini masalah tawuran agar benar-benar diperhatikan. Bukan hanya pada saat tawuran, tapi sebelum tawuran itu kita melakukan antisipasinya. Berikanlah kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga tidak terjadi cari perhatian dengan cara tawuran seperti ini,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, MI, seorang pelajar tewas penuh tusukan diduga menjadi korban tawuran di Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas, Kamis (13/06/24) malam.
Saat ditemukan, MI dalam kondisi terkapar mengenakan celana panjang berwarna biru dan mengenakan jaket. Korban ditemukan dengan tiga tusukan di dada kanan, pundak dan punggung sebelah kanan.
Salah satu saksi mata yang merupakan tukang parkir di Jalan Raya Sawangan, Brian mengatakan, saat itu korban jatuh dari sepeda motor yang saat itu diboncengin temannya.
“Jadi kan saya lagi parkir motor, tiba-tiba ada yang jatuh kayaknya seperti anak sekolah pakai celana warna biru,” katanya.
Selang berapa menit, tiba-tiba, rekan-rekan korban menghampirinya. Namun kabur saat melihat darah bercucuran di korban.
“Diselamatkan sama temannya dibawa ke sini, pas lihat darah, temannya pada kabur meninggalkannya,” pungkasnya. n Aji Hendro