Pemkot Turun Tangan Akses Ponpes Khoirur Rooziqiin Temui Titik Temu, Ternyata Begini Kronologisnya

19
Camat, Kapolsek, Danramil beserta LPM Beji saat melakukan mediasi dengan pihak ponpes Khoirur Rooziqiin.

Beji | jurnaldepok.id
Pemerintah Kota Depok melalui Camat Beji, Kapolsek, Danramil, Lurah dan LPM Beji telah melakukan mediasi terkait polemik akses jalan menuju Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Kecamatan Beji.

Camat Beji, Hendar Fradesa mengatakan, ada beberapa poin kesepakatan yang disepakati antara pemilik lahan dengan pihak ponpes.

“Pertama, pemilik lahan kembali memberikan/membuka jalan sementara untuk akses ponpes sampai terjadi kesepakatan pembelian lahan,” ujarnya kepada Jurnal Depok, Senin (04/03/24).

Kedua, lanjutnya, akan dilakukan pertemuan antara ahli waris pemilik lahan dengan pemilik langsung ponpes tentang negosiasi harga yang rencananya diadakan pada, 7 Maret 2024.

“Ketiga, ⁠saat ini akses jalan masuk dan pengiriman logistik ponpes telah dibuka bersama pimpinan ponpes sejak pukul 19.00 WIB kemarin,” paparnya.

Kepada Jurnal Depok Hendar menceritakan awal mula polemik itu terjadi. Ia mengatakan, awalnya lahan (sawah) milik Ustd Nasrullah yang dibeli dari masyarakat direncanakan untuk dibangun hunian dengan berharap dapat akses masuk dari Perumahan Poltek/PNJ, namun warga tidak mengizinkan.

Dikemudian hari, lanjutnya, sebagian lahan itu dijual ke orang lain yang saat ini milik SMAN 14 Depok tanpa menyisakan akses jalan ke lahan sisa.

“Lahan sisa diwakafkan untuk pembangunan Ponpes Khoirurrozikin wilayah Kelurahan Beji dengan harapan mendapatkan akses masuk dari Perumahan Caltex di Kelurahan Beji Timur dan ternyata juga mendapat penolakan warga Caltex melalui ketua RT, dengan alasan jalan yang diminta ponpes untuk akses bukan fasos fasum melainkan milik warga dan bersertifikat,” ungkapnya.

Saat pembangunan ponpes, sambungnya, keluaga ahli waris H. Arih memberi jalan sementara untuk mobilisasi pembangunan sampai dengan ponpes dan masjid terbangun.

Namun, kata dia, sampai dengan beroperasi, pihak ponpes belum juga mendapat akses jalan sedangkan jalan sementara perjanjiannya sudah selesai.

“Setiap perjanjian penggunaan jalan sementara dari keluarga H. Arih selesai, pihak ponpes mengadu ke kami dengan harapan jalan dari Caltex tetap diusahakan dibuka, bahkan sudah sempat kami dan pemerintah kota dalam hal ini BKD mediasi tetapi kembali tidak ada titik temu,” jelasnya.

Setelah itu, lanjutnya, pihak ponpes melaporkan ke PN Depok terhadap ketua RT dengan beberapa kali sidang yang pada akhirnya gugatannya dianggap tidak cukup oleh PN dan warga menganggap memenangkan perkara tersebut.

Seiring waktu beroperasinya ponpes manakala jalan sementara yang diberikan ahli waris H. Arih sudah habis batas waktunya, mereka melaporkan kembali.

Dikatakan Hendar, pihaknya telah membujuk keluarga H. Arih untuk memberikan izin kembali.

“Bahkan kami menyarankan pihak keluarga H. Arih menawarkan tanahnya untuk akses jalan ponpes yang pada akhirnya pihak keluarga almarhum H. Arih bersedia melepas tanahnya untuk akses ponpes,” katanya.

Namun begitu, sambungnya, ternyata sampai dengan hari ini belum ada kesepakatan harga dan jalan kembali ditutup.

“Kami kembali mediasi dan membujuk agar proses negosiasi harga dilanjutkan dan sementara pihak keluarga H. Arih malam ini (kemarin,red) sudah membuka kembali akses jalan sementara tersebut,” jelasnya.

Sementara itu Pengasuh Pesantren Khoirur Rooziqiin, M Ali Murtadho menjelaskan, akses masuk pondok pesantren kini terganggu. Padahal sebelumnya para santri dapat melewati area SMA Negeri 14 Depok.

“Dari arah selatan ada SMAN 14, sisi utara kami ini ada SMPIT Darul Abidin, sisi barat adalah tanah milik warga dan sisi belakang ini adalah komplek perumahan,” katanya.

Namun saat gedung SMA Negeri 14 Depok digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, akses yang dipinjamkan tersebut ditutup. Sebelumnya ponpes miliknya memiliki akses jalan masuk yaitu melalui melalui SMAN 14 Depok.

“Sebenarnya kami kan lewat akses jalan sementara, empat bulan melewati SMAN 14 Depok yang saat itu belum ada muridnya karena masih pembangunan, dulu masih diperbolehkan. Saat muridnya sudah berdatangan di bulan Januari, kami distop biar private bagi mereka,” paparnya.

Ali pun mencoba meminta akses jalan ke perumahan komplek di Beji Timur Depok yang berada di belakang pesantren.

Namun, permintaan ponpes ditolak warga karena perimbangan ketertiban dan keamanan. Sementara itu Kegiatan Belajar Mengajar di Ponpes masih berjalan seperti biasa. n Rahmat Tarmuji | Aji Hendro

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here