Limo | jurnaldepok.id
Sejumlah pengguna jalan yang biasa melintas di ruas jalan raya Krukut mengaku was was saat melintas di areal titik longsor tebing kali Krukut Cabang Barat (KCB), perbatasan wilayah RW 01 dan RW 02, Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo pasalnya areal longsor terus meluas dan menggerus kolong badan jalan sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna jalan.
“Saya lihat itu dikolong aspal sudah berlubang, itu artinya longsoran sudah menggerus badan jalan, itu sangat berbahaya karena aktivitas lalu lintas di ruas jalan raya ini sangat padat dan banyak di lalui kendaraan bertonase berat,” ujar Lulu salah satu pengendara sepeda motor.
Pernyataan senada dilontarkan oleh Nasrudin salah satu driver ojek online.
“Kalau siang mendingan, karena lokasi aral longsor terlihat jelas, tapi coba kalau melintas di malam hari, titik longsor relatif agak gelap karena banyak lampu penerangan jalan yang padam, tolong kalau bisa areal longsor segera diperbaiki agar badan jalan tidak ambrol,” pinta Nasrudin.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Lurah Krukut, Kecamatan Limo, H. Jamaludin mengatakan sebelumnya pihaknya telah melaporkan kejadian longsor di pinggir ruas jalan raya Krukut kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan pihak Dinas PUPR telah melaksanakan survei kelokasi untuk melakukan pendataan areal longsor untuk pelaksanaan perbaikan.
“Seminggu yang lalu Dinas PUPR sudah mensurvey lokasi mudah mudahan bulan depan sudah di perbaiki,” ujar Jamaludin kepada Jurnal Depok.
Sementara Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Husin Tohir meminta kepada Dinas PUPR agar segera melakukan penanggulangan terhadap longsor yang mengeras kolong badan jalan raya, sebab kata dia jika tidak dilakukan perbaikan segera maka dikhawatirkan longsoran akan semakin menggerus pondasi bidang jalan dan bisa memicu retaknya badan jalan.
“Ini urgent dan memang harus segera diperbaiki karena lokasi longsor berada dipinggir jalan raya dan areal longsoran sudah menggerus kolong aspal, ini sangat berbahaya,” pungkasnya. n Asti Ediawan
