Cipayung | jurnaldepok.id
Aparat Kepolisian Polres Metro Depok membongkar makam remaja diduga korban begal di Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung. Pihak keluarga justru baru melaporkan peristiwa nahas itu selang beberapa hari setelah jasad korban dikubur.
Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Polisi Imran Edwin Siregar membenarkan kejadian tersebut.
“Kasus begal, awalnya enggak tahu. Karena keluarga enggak mau melaporkan,” ujarnya, kemarin.
Ia menyebut, kasus ini terjadi di wilayah hukum Polsek Bojong Gede. Namun karena telat dilaporkan, pihaknya terpaksa membongkar kembali makam korban untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Baru dikubur terus digali kembali setelah tiga hari. Saat ini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut,” paparnya.
Polisi belum memberikan keterangan secara detail kronologi atas kasus yang meresahkan tersebut.
Lebih lanjut Imran mengungkapkan, sepanjang 2021, angka kejahatan jalanan telah berhasil ditekan sebanyak 15 persen jika dibandingkan pada 2020. Adapun kasus yang jadi sorotan Polres Metro Depok yakni begal, pencurian dengan kekerasan, dan curanmor atau pencurian motor.
“Turun 15 persen, 2020 kan 895, 2021 ini 745 kasus,” jelasnya.
Menurutnya, sejumlah kasus menonjol itu berhasil ditekan karena strategi yang diterapkan cukup efektif untuk mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan.
“Ya, di kegiatan preventifnya makanya kami rutin melaksanakan patroli, jadi kami ubah pola dari jam 08.00 WIB pagi sampai besok meningkatkan patroli, baik Polsek atau Polres saling patroli bersinggungan,” tuturnya.
Selain itu, Binmas juga saat ini masuk ke perkampungan warga.
“Saya juga perintahkan kapolsek harus memegang HT karena disitu saya bisa kontrol dimana posisi mereka,”katanya.
Berdasarkan informasi dilapangan sebelum adanya penggalian makam, terjadi aksi tawuran antara dua sekolah dimana dikabarkan salah satu remaja tewas. Bahkan rekan korban sempat menghantarkan ke pemakaman di Bojong Pondok Terong. n Aji Hendro
