Limo | jurnaldepok.id
Sejumlah warga yang berdomisili diwilayah RW 05, RW 14 dan RW 15 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, mengaku keberatan dengan rencana pihak Pertamina melakukan pemagaran akses Jalan mulai dari ruas Jalan Blok J di RW 14 hingga Jalan Bukit Tambora diwilayah RW 05 dan RW 15 lantaran ruas jalan tersebut merupakan akses vital dan menjadi bagi warga setempat.
“Kami sangat keberatan jika Pertamina memagar akses jalan Bukit Tambora karena selain merupakan akses utama warga, ruas jalan itu sudah dibangun oleh warga sejak lama dan kini menjadi salah satu jalan alternatif menuju wilayah RW 15,” ujar Nurdin Bopak, salah satu warga Bukit Tambora, RW 05, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, kemarin.
Pernyataan senada dilontarkan oleh Naumar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Dikatakan Naumar, akses jalan Bukit Tambora kini menjadi sarana transportasi
andalan bagi masyarakat RW 15 terutama warga Bukit Tambora untuk menuju ruas jalan raya Limo.
“Kami menolak dengan tegas pemagaran akses jalan Tambora karena jika ruas jalan itu di pagar maka warga bukit Tambora diwilayah RW 15 harus memutar kejalan Pinang 2 diwilayah RW 04 untuk menuju ruas jalan raya Limo,” ungkap Naumar.
Selain itu lanjut dia, pihaknya juga mempertanyakan keabsahan lahan jalur pipa gas yang diklaim oleh Pertamina, sebab kata dia sebagian lahan yang kini dibangun untuk jalan ruas jalan Bukit Tambora diduga masih merupakan tanah milik warga yang belum dibayar oleh pihak pertamina.
“Kami ingin tahu dulu Pertamina punya alas hak apa soal lahan lintasan pipa gas yang akan pagar, jika Pertamina belum menyelesaikan pembebasan lahan itu dari masyarakat, kami minta agar Pertamina terlebih dahulu memberikan bukti kebasahan kepemilikan lahan jalur pipa gas yang akan dipagar,” imbuhnya.
Tak hanya warga Bukit Tambora, sejumlah warga diwilayah RW 14 yang juga merupakan lintasan jalan pipa gas juga mengaku keberatan atas rencana pihak Pertamina melakukan pemagaran jalan di seputar ruas jalan raya Blok J, RW 14 Kelurahan Limo.
Madropi salah satu tokoh masyarakat Limo mengaku telah menerima keluhan dari sejumlah pedagang tanaman hias yang mengoptimalkan lahan jalur pipa Gas terkait rencana pemagaran lahan jalur pipa gas oleh Pertamina.
“Kasian banget para pedagang tanaman hias di dekat jalur pipa gas yang sekarang cemas atas rencana penggusuran tempat usaha mereka lantaran akan dipagar oleh Pertamina,” ujar Madropi kepada Jurnal Depok, kemarin.
“Kalau jalan itu dipagar maka besar kemungkinan didalam pagar itu nanti akan menjadi tempat orang membuang sampah, belum lagi resiko lain dengan dipagar nya akses jalan akan membuka potensi meningkatnya aksi kejahatan karena areal lahan yang dipagar bisa menjadi tempat persembunyian para pelaku kejahatan lantaran tertutup pagar, walhasil pemagaran jalur pipa gas lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya,” tegas Madropi.
Menanggapi hal ini, Koordinator Forum Pemuda Limo, Lukman Hakim berjanji akan membantu mengadvokasi warga jika rencana pemagaran jalaur pipa gas direalisasikan oleh pihak Pertamina.
“Gak bisa main gusur gusur aja, lihat dulu dampaknya terhadap warga sekitar, kami di forum pemuda Limo siap membantu warga jika diperlukan,” pungkas Lukman. n Asti Ediawan