Kota Kembang | jurnaldepok.id
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di seluruh sekolah di Kota Depok hingga hari kedua berjalan lancar. Antusias siswa untuk datang ke sekolah pun sangat tinggi. Mereka tiba di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Yang berbeda pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di masa pandemi ini, seluruh siswa dan tenaga pendidik wajib menerapkan protokol kesehatan ketat yaitu 5M.
Bahkan, di Sekolah Dasar (SD) Al Azhar 46 siswa harus melalui proses disinfektasi sepatu.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Al Azhar, Helmi mengatakan, sebelum masuk area kelas, seluruh siswa wajib cuci tangan dan dicek suhu serta sepatu yang digunakan pun disemprot cairan disinfektan.
“Hal ini untuk mencegah virus yang menempel di sepatu dan terbawa ke area sekolah. Semua berjalan baik mulai dari cuci tangan di depan, disinfektasi sepatu, pengecekan suhu dipandu guru dan dicatat dan dituliskan di stiker dan ditempelkan. Nanti di kelas, guru yang menyambut akan mencatat suhu anak,” ujarnya, kemarin.
Begitu pula, sambungnya, pada saat pulang sekolah, anak dicatat kembali suhunya, dirasa aman baru diantar kepada orang tua yang sudah tiba.
“Jadi tidak ada saling tunggu menunggu. Disinfektasi sepatu sangat diperlukan untuk menjaga sterilisasi seluruh orang yang masuk ke area sekolah. Kalau tidak seperti itu akan membuat ruang kelas yang sudah bersih jadi kotor kembali, membawa virus dari luar sampai ke sepatu dari anak. Jadi masuk semua sudah dalam keadaan bersih. Dalam kelas pun anak pakai sepatu, dulu sebelum pandemi buka sepatu,”katanya.
Dari evaluasi hari pertama, kata dia, yang menjadi sorotan adalah masih adanya orang tua yang mengantar hingga ke lobby dan membuat menjadi lebih banyak orang dalam lingkungan sekolah. Sehingga pada hari kedua saat ini orang tua hanya boleh mengantar siswa sampai area parkir saja.
“Akhirnya hari ini (kemarin,red) semua orang tua cukup antar di parkiran saja dan ada guru piket untuk menjaga anak dari parkiran sampai ke lobby bertemu dengan gurunya masing-masing,” jelasnya.
Namun begitu, pihak sekolah tidak terlalu kaku menerapkan aturan pada kasus tertentu. Semisal masih ada anak kelas 1 dan 2 yang belum berani masuk ke area sekolah sehingga diperbolehkan diantar orang tua sampai lobby sekolah.
“Hal itu untuk menjaga psikologis anak agar tidak merasa takut. Hal itu dirasa lumrah karena bagi siswa kelas 1 dan 2 mereka adalah murid baru yang datang ke sekolah sehingga akan berdampak secara psikologis. Kebanyakan anaknya kurang percaya diri kalau diantar sampai parkir, karena masih kelas 1 dan 2, mungkin anak masih agak takut jadi orang tua mau menemani anaknya sedekat mungkin sampai di lobby sudah batasnya,” tuturnya.
Dikatakannya, seluruh siswa hanya diperbolehkan berada di area sekolah selama dua jam saja. Mereka pun dilarang untuk makan selama PTM Terbatas. Sedangkan untuk pembagian jam pulang sudah diatur sehingga tidak ada kerumunan.
“Memanfaatkan full 120 menit. Mengatasi kerumunan saat pulang jadi ada giliran pulang. Belajarnya tetap 120 menit. Jam kedatangan semua sama 07.30 mulai. Kelas 1-3 pulang sebelum dua jam. Kelas atas setelah dua jam untuk rotasi penjemputan untuk tertib. Boleh minum untuk menjaga hidrasi. Makan tidak boleh,” pungkasnya. n Aji Hendro