Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S-PKI) tahun 1965 di Kota Depok ternyata tidak signifikan bahkan terbilang tidak ada.
Saksi sejarah sekaligus tokoh masyarakat Kota Depok, H Nawawi (81) mengungkapkan, PKI saat itu sulit masuk ke Depok lantaran masyarakat Depok dibentengi dengan agama yang kuat.
“Enggak ada yang namanya pergerakan PKI di Depok. Saat itu saya berusia 24 tahun dan sudah menjadi aktivis, ya memang tidak ada pergerakannya di Depok,” ujar H Nawawi kepada jurnaldepok.id, Jumat (1/9).
Ia mengungkapkan, PKI di Depok saat itu tidak menonjol dan tidak ada yang memimpin.
“Perlu diketahui, orang Depok ini sangat agamais baik Islam maupun Kristen. Mereka sangat menolak ideologi PKI saat itu. Jadi, ya memang tidak ada pergerakan PKI di Depok,” paparnya.
H Nawawi yang merupakan warga Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas menjelaskan, saat itu memang ada yang namanya Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (Sbupri) yang disinyalir sebagai underbow PKI yang menyusup ke petani.
“Namun, para petani di Depok ini tidak tahu bahwa Sbupri ini underbow nya PKI. Nah petani ini cuma ikut-ikutan, enggak ada yang masuk PKI, apa lagi sampai dipersenjatai. Mereka murni petani semua,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Kumpulan Orang Orang Depok (KOOD), HM Dahlan meminta kepada seluruh anggota KOOD tidak memberikan statemen sembarangan terkait PKI di Depok.
“Apalagi sampai menyebut nama instansi tertentu, padahal ia enggak paham sejarah. Jadi saya minta untuk menahan diri. Jangan malah membuat masyarakat resah,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji