BisnisHeadline

Usaha Maksimal Gerai D’Pita, dari Kerajinan Tangan Hingga Kuliner

Laporan: Fadhilah N Annisa (MG)
Beberapa tahun terakhir, bisnis memang sedang digemari diberbagai kalangan. Terlebih berbisnis dari rumah, karena efisien dan efektif dari segi waktu, tenaga dan materi.

Puspitaningrum Pratiwi, adalah salah satu wirausahawati yang memiliki Gerai D’Pita. Gerai D’Pita ini bergerak dibidang kuliner dan craft. Wanita yang sering dipanggil dengan sebutan Pita ini tertarik dengan dunia crafting setelah resign dari sebuah bank ternama untuk fokus mengurus rumah tangga sebelum akhirnya memutuskan terjun ke dunia kuliner juga.

“Setahun setelah resign, saya mulai mencari kesibukan dari rumah. Mulai berpikir untuk mencari aktivitas apa yang lebih bermanfaat selain hanya mengurus rumah tangga. Akhirnya saya cari-cari informasi di facebook, dan saya tertarik pada kerajinan tangan,” ujar Pita, kemarin.

Diawal memulai hasratnya untuk beraktivitas, Pita yang tergabung di Bogor Crafter Club di tahun 2015 dan mulai mengikuti workshop crafting untuk menghasilkan sebuah produk. Pita bercerita bahwa dirinya tidak mempunyai basic ilmu untuk membuat kerajinan tangan, tetapi karena kemauannya untuk belajar. Akhirnya Pita mampu menghasilkan satu produk pertamanya yakni sebuah tas.

Dimulai dari situ, Pita semakin semangat untuk terus belajar dan mengikuti workshop-workshop crafting. Akhirnya terciptalah sebuah brand “Crafita Handmade” yang memproduksi mukena, tas, pouch, homedecor baik yang berbahan rajutan maupun jahitan. Usaha craft miliknya ini sudah mendapatkan HaKI.

Tiga tahun fokus pada “Crafita Handmade”, Pita merambah dunia kuliner karena ketidak sengajaan. Suaminya mulai berfokus untuk berwirausaha juga yaitu ternak lele. Niat awal hanya ingin berbagi rezeki ke tetangga karena telah berhasil panen, ternyata menjadi sebuah langkah awal dirinya untuk membuka usaha baru.

“Suami saya mulai usaha lele dari tahun 2017, ada jatuh bangunnya. Sampai akhirnya berhasil panen pertama di Januari 2018. Saya bawa pulang ke rumah 10 kg untuk dibagi-bagi ke tetangga. Di panen pertama, hampir sebagian besar tetangga menolak, karena ada yang gak suka lele, ada yang gak tau cara nyiangin ikan,” katanya.

Akhirnya di panen kedua, sambungnya, ia bumbui ikannya dahulu baru dibagikan ke tetangga.

“Alhamdulillahnya, semuanya hampir suka. Mulai ada yang pesan setengah kilo, sekilo sampai dua kilo. Dimulai dari situ akhirnya saya mulai usaha lele siap goreng atau LesGo D’Pita ini,” tutur pemilik Gerai D’Pita.

Produk LesGo D’Pita ini mulai dijalankan dengan serius lalu lambat laun mulai merambat ke beberapa produk lain seperti, sambal D’Pita, Le Fillas D’Pita (lele fillet asli) dan Basille D’Pita yang baru saja launching di bulan Ramadhan kemarin.

LesGo D’Pita miliknya sudah terlabel halal dan HaKI. LesGo D’Pita ini juga telah memenangkan juara tiga Tenant Inkubasi Bisnis Invapro-KP 2020 BBP3KP Kementrian Kelautan dan Perikanan dan dibina selama dua tahun untuk pembinaan intensif mengembangkan usaha, pembinaan inovasi produk dan juga mendapatkan sertifikasi.

LesGo D’Pita ini telah melalang buana sampai ke luar Jabodetabek seperti Bandung, Semarang, Jogja, Solo, dan Batam. n

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button