HeadlineKHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Tiga Kelompok Makhluk

Oleh: KH Syamsul Yakin
Dosen Pascasarjana KPI FIDKOM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Syaikh al-Fasani dalam al-Majalisus Saniyah, Allah SWT membagi makhluk menjadi tiga kelompok. Pertama, ada yang diciptakan memiliki akal namun tanpa syahwat. Kelompok ini adalah kalangan malaikat. Kedua, ada yang diciptakan memiliki syahwat namun tanpa akal. Kelompok ini adalah kalangan para hewan di darat maupun di laut.

Ketiga, ada yang diciptakan memiliki akal dan syahwat sekaligus. Mereka ini adalah kalangan manusia. Manusia yang akalnya mendominasi syahwatnya, ia laksana malaikat. Sebaliknya, manusia yang syahwatnya mengalahkan akalnya sampai-sampai memperuruti terus kehendak hawa nafsu, ia laksana hewan yang bertubuh manusia.

Bagi Syaikh al-Fasani, pengertian beriman kepada malaikat adalah meyakini esistensi mereka dan dapat mengidentifikasi mereka. Minimal mengenal nama dan tugas inti mereka. Ciri khas malaikat adalah seperti terurai dalam al-Qur’an, “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. al-Anbiya/21: 26).

Menurut pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud “dimuliakan” dalam ayat di ini adalah dimuliakan di sisi Allah SWT. Kendati nyatanya, malaikat dimuliakan di sisi manusia. Ayat ini mengklarifikasi malaikat itu hamba Allah SWT bukan anak Allah SWT. Seperti tuduhan, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil anak” (QS. al-Anbiya/21: 26).

Ciri lain dari malaikat adalah diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Hal ini terungkap dari hadits yang bersumber dari Aisyah, Nabi SAW bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang ada pada kalian” (HR. Muslim). Secara leksikal, kata “malaikat” itu bentuk plural dari “malak”.

Di dalam al-Qur’an termaktub ciri malaikat sebagai makhluk yang tidak pernah durhaka kepada Allah SWT, “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. al-Tahrim/66: 6).

Secara fisikal, ciri malaikat, seperti diungkap Syaikh Nawawi Banten dalam Qaimuth Thughyan adalah jisim-jisim yang lembut yang mempunyai ruh. Allah SWT memberikan kemampuan kepada mereka untuk merubah bentuk dan rupa yang beraneka dengan tetap indah dan memesona ketika dipandang oleh makhluk lainnya.

Sementara itu jumlah malaikat , tulis Syaikh al-Fasani, tidak ada yang dapat menghitung jumlah bilangan mereka kecuali Allah SWT. Namun Syaikh Nawawi Banten dalam Syarah Qathrul Ghaits mengatakan bahwa malaikat dapat diketahui dari tiga hal. Pertama, keadaan mereka. Kedua, perbuatan mereka. Ketiga, bentuk-bentuk mereka.

Selain taat dan tidak pernah durhaka, ciri khas malaikat adalah, “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. al-Anbiya/21: 26). Maksudnya, menurut pengarang Tafsir Jalalain, malaikat itu sama sekali tidak pernah berkata melainkan setelah ada titah dari Allah SWT.

Seperti diketahui malaikat tidak punya syahwat tapi memiliki akal. Mereka menjadi makhluk yang senantiasa beribadah siang dan malam tiada henti. Inilah ciri lain dari malaikat, seperti firman Allah SWT, “Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari” (QS. Fushshilat/41: 38).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button